Grade Albani:Telah disinggung sebelumnya pada nomor (161), Khalid bin Abu Ash-Shalt adalah pegawai yang pernah diberi mandat oleh khalifah Umar bin Abdul Aziz. Al Bukhari berkata, "Khalid bin Abu Ash-Shalt, dari Irak merupakan hadits mursal. Ibnu Hibban menyebutnya di dalam kitab Ats-Tsiqat (6/252). Al Bukhari berkata di dalam At-Tarikh, "Musa mengatakan bahwa Hammad adalah putra Salamah, dari Khalid Al Hadzdza', dari Khalid bin Abu Ash-Shalt. Ia berkata, 'Kami berada di sisi Umar bin Abdul Aziz, lalu Irak bin Malik berkata, 'Aku mendengar Aisyah RA berkata, 'Nabi SAW bersabda, 'Rubahlah tempat dudukku (tempat buang air) ke arah kiblat. " Ia berkata, 'Abu Musa berkata, "Wuhaib menceritakan kepada kami, dari Khalid, dari seorang laki-laki bahwa Irak menyampaikan dari Amrah, dari Aisyah." Ibnu Bukair berkata, "Bakar menyampaikan kepadaku, dari Ja'far bin Rabi'ah, dari Urwah bahwa Aisyah RA pernah mengingkari ucapan mereka 'tidak menghadap kiblat'. Dan ini adalah lebih shahih. Menurutku [Ibnu Hajar], "Al Khalal menyebutkan dari Abu Abdullah bahwasanya ia berkata, 'Ia Seorang yang tidak terkenal." Ibrahim bin Al Harits berkata, "Imam Ahmad mengingkari ucapan orang yang mengatakan, 'Dari Irak, aku mendengar Aisyah RA.' Ia berkata, 'Dari mana Irak mendengar ucapan Aisyah?' Abu Thalib berkata, dari Ahmad . Ia hanya Irak, dari Urwah, dari Aisyah padahal Irak tidak pernah mendengar darinya [Aisyah]. Abu Muhammd bin Hazm berkata, 'Tidak diketahui identitasnya.' Abdul Haq berkata, 'Lemah.' Ibnu Mufawwaz mengomentari ucapan Ibnu Hazm tersebut seraya berkata, 'Ia terkenal sering meriwayatkan, dikenal sebagai pembawa ilmu akan tetapi haditsnya Ma'lul.' At-Tirmidzi di dalam Al „ilal Al Kabir berkata, 'Aku bertanya kepada Muhammad mengenai hadits ini, lantas ia menjawab, 'Hadits muththarib.'' Yang shahih dari Aisyah RA, lalu ucapannya. Abu Hatim kemudian menyebutkan seperti ucapan Al Bukhari. Dan bahwa yang tepat adalah Irak, dari Urwah, dari Aisyah, lalu ucapannya... Siapa yang mengatakan, 'Dari Irak, aku mendengar Aisyah secara marfu', maka berarti ia telah keliru secara sanad maupun matan." At-Tahdzib (1720). Berdasarkan hal itu, maka hadits tersebut adalah lemah sanadnya, munqathi' lagi munkar, di dalam sanadnya terdapat banyak 'Ilat' (cacat), di antaranya; Terputus antara Irak dan Aisyah RA, Tidak jelasnya identitas Khalid bin Abu Ash-Shalt, Perbedaan mengenai siapa Khalid Al Hadzdza', Perbedaan juga tentang siapa Hammad bin Salamah serta matannya yang munkar.