سنن الدارقطني ٢٩٣٧: حَدَّثَنَا يَعْقُوبُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ , وَأَحْمَدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ الْوَكِيلُ , وَآخَرُونَ قَالُوا: نا الْحَسَنُ بْنُ عَرَفَةَ , نا إِسْمَاعِيلُ بْنُ عَيَّاشٍ , عَنْ شُرَحْبِيلَ بْنِ مُسْلِمٍ الْخَوْلَانِيِّ , قَالَ: [ص:455] سَمِعْتُ أَبَا أُمَامَةَ الْبَاهِلِيَّ , يَقُولُ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ فِي خُطْبَتِهِ عَامَ حَجَّةِ الْوَدَاعِ: «إِنَّ اللَّهَ قَدْ أَعْطَى كُلَّ ذِي حَقٍّ حَقَّهُ , فَلَا وَصِيَّةَ لِوَارِثٍ , وَالْوَلَدُ لِلْفِرَاشِ , وَلِلْعَاهِرِ الْحَجَرُ وَحِسَابُهُمْ عَلَى اللَّهِ تَعَالَى , مَنِ ادَّعَى إِلَى غَيْرِ أَبِيهِ , أَوِ انْتَمَى إِلَى غَيْرِ مَوَالِيهِ فَعَلَيْهِ لَعْنَةُ اللَّهِ وَالْمَلَائِكَةِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِينَ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ , لَا تُنْفِقُ الْمَرْأَةُ شَيْئًا مِنْ بَيْتِهَا إِلَّا بِإِذْنِ زَوْجِهَا» , قِيلَ يَا رَسُولَ اللَّهِ وَلَا الطَّعَامُ؟ قَالَ: «ذَاكَ أَفْضَلُ أَمْوَالِنَا» , ثُمَّ قَالَ: «الْعَارِيَةُ مُؤَدَّاةٌ , وَالْمِنْحَةُ مَرْدُودَةٌ , وَالدَّيْنُ مَقْضِيُّ , وَالزَّعِيمُ غَارِمٌ»
Sunan Daruquthni 2937: Ya'qub bin Ibrahim, Ahmad bin Abdullah Al Wakil, dan yang lainnya menceritakan kepada kami, mereka berkata: Al Hasan bin Urfah menceritakan kepada kami, Ismail bin Ayyasy menceritakan kepada kami dari Syurahbil bin Muslim Al Khaulani, dia berkata: Aku mendengar Abu Umamah Al Bahili berkata: Aku mendengar Rasulullah SAW berpesan dalam Khutbahnya ketika melaksanakan Haji Wada', "Sesungguhnya Allah telah kepada masing-masing hak-hak mereka. Maka tidak ada harta wasiat untuk para ahli waris. Nasab seorang anak sah karena perkawinan. Pezina tidak dapat apa-apa selain batu (tidak bisa mengklaim anaknya dari zina) dan perhitungannya diserahkan kepada Allah. Barangsiapa yang mengaku-ngaku nasabnya kepada selain ayahnya, atau memberikan keloyalannya kepada selain yang memerdekakannya, maka baginya laknat Allah, malaikat, dan seluruh manusia hingga Hari Kiamat. Seorang istri dilarang membelanjakan sesuatu yang ada dirumahnya kecuali atas izin suaminya." Lalu ada yang bertanya kepada beliau, "Wahai Rasulullah, tidak pula memberikan makanan?" Rasulullah menjawab, "Itu adalah harta kita yang paling baik" Kemudian beliau bersabda, "Barang pinjaman harus dikembalikan, minhah harus dikembalikan, utang harus dibayar, dan pemimpin yang berutang.”