سنن الدارقطني ٣٢٠٦: نا أَبُو عُمَرَ , نا مُحَمَّدُ بْنُ إِسْحَاقَ , نا أَبُو الْجَوَّابِ , نا عَمَّارُ بْنُ رُزَيْقٍ , عَنْ أَبِي حُصَيْنٍ , عَنِ الشَّعْبِيِّ , قَالَ: أُتِيَ عَلِيٌّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ بِشِرَاحَةَ الْهَمْدَانِيَّةِ قَدْ فَجَرَتْ , فَرَدَّهَا حَتَّى وَلَدَتْ فَلَمَّا وَلَدَتْ , قَالَ: «ائْتُونِي بِأَقْرَبِ النِّسَاءِ مِنْهَا» , فَأَعْطَاهَا وَلَدَهَا ثُمَّ جَلَدَهَا وَرَجَمَهَا , وَقَالَ: «جَلَدْتُهَا بِكِتَابِ اللَّهِ , وَرَجَمْتُهَا بِالسُّنَّةِ» , ثُمَّ قَالَ: «أَيُّمَا امْرَأَةٍ نُعِيَ عَلَيْهَا وَلَدُهَا أَوْ كَانَ اعْتِرَافٌ , فَالْإِمَامُ أَوَّلُ مَنْ يَرْجُمُ , ثُمَّ النَّاسُ , فَإِنْ نَعَتَهَا شُهُودٌ فَالشُّهُودُ أَوَّلُ مَنْ يَرْجُمُ ثُمَّ النَّاسُ»
Sunan Daruquthni 3206: Abu Umar menceritakan kepada kami, Muhammad bin Ishaq menceritakan kepada kami, Abul Jawwab menceritakan kepada kami, Ammar bin Ruzaiq menceritakan kepada kami dari Abu Hushain, dari Asy-Sya'bi, dia berkata, "Syurahah Al Hamdaniyyah yang telah berzina pernah dibawa menghadap Ali RA. Ali kemudian memberinya penangguhan sampai ia melahirkan. Setelah itu ia berkata, 'Bawalah kepadaku wanita yang paling dekat (hubungannya) dengannya.' Ia lalu menyerahkan pengasuhan bayi itu kepada wanita tersebut, kemudian ia mencambuk dan merajam wanita pezina tadi. Selanjutnya ia berkata, 'Aku mencambuknya berdasarkan Kitab Allah, dan merajamnya berdasarkan Sunnah.' Kemudian ia berkata lagi, 'Setiap wanita yang ketahuan berzina berdasarkan kelahiran anak (diluar nikah), atau berdasarkan pengakuannya sendiri, maka imamlah yang pertama kali melempar batu (dalam proses perajaman) atasnya, baru orang lain. Sedang bila berdasarkan kesaksian para saksi, maka saksi itulah yang pertama kali melempar baru orang lain'."