سنن الدارقطني ٤٣٥: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ غَيْلَانَ , نا الْحَسَنُ بْنُ الْجُنَيْدِ , وَحَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ إِسْمَاعِيلَ الْآدَمَيُّ , نا مُحَمَّدُ بْنُ عُبَيْدِ اللَّهِ الْمُنَادِي , قَالَا: نا إِسْحَاقُ الْأَزْرَقُ , نا الْقَاسِمُ بْنُ عُثْمَانَ الْبَصْرِيُّ , عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ , قَالَ: خَرَجَ عُمَرُ مُتَقَلِّدًا السَّيْفَ , فَقِيلَ لَهُ: إِنَّ خَتْنَكَ وَأُخْتَكَ قَدْ صَبَوْا , فَأَتَاهُمَا عُمَرُ وَعِنْدَهُمَا رَجُلٌ مِنَ الْمُهَاجِرِينَ يُقَالُ لَهُ: خَبَّابٌ , وَكَانُوا يَقْرَؤُونَ طه , فَقَالَ: أَعْطُونِي الْكِتَابَ الَّذِي عِنْدَكُمْ أَقْرَأَهُ وَكَانَ عُمَرُ يَقْرَأُ الْكِتَابَ , فَقَالَتْ لَهُ أُخْتُهُ: إِنَّكَ رِجْسٌ، وَلَا يَمَسُّهُ إِلَّا الْمُطَهَّرُونَ , فَقُمْ فَاغْتَسِلْ أَوْ تَوَضَّأْ، فَقَامَ عُمَرُ فَتَوَضَّأَ ثُمَّ أَخَذَ الْكِتَابَ فَقَرَأَ طه ". الْقَاسِمُ بْنُ عُثْمَانَ لَيْسَ بِالْقَوِيٍّ
Sunan Daruquthni 435: Muhammad bin Abdullah bin Ghailan menceritakan kepada kami, Al Hasan bin Al Junaid mengabarkan kepada kami. Dan Ahmad bin Muhammad bin Isma'il Al Adami menceritakan kepada kami, Muhammad bin Ubaidullah Al Munadi mengabarkan kepada kami, keduanya mengatakan: Ishaq Al Azraq mengabarkan kepada kami, Al Qasim bin Utsman Al Bashri mengabarkan kepada kami, dari Anas bin Malik, ia menuturkan, "Umar keluar sambil mengalungi pedang, lalu dikatakan kepadanya, 'Sesungguhnya iparmu dan saudarimu telah murtad (yakni keluar dari agama jahiliyah dan memeluk Islam).' Maka Umar pun mendatangi keduanya, saat itu di sana sedang ada seorang laki-laki dari golongan Muhajirin yang bernama Khabbab, mereka sedang membaca surah Thaahaa, lalu Umar berkata, 'Berikan kepadaku kitab yang ditangan kalian itu untuk aku baca.' Umar memang dapat membaca kitab (tulisan). Lalu saudarinya berkata, 'Sesungguhnya engkau ini najis. Dan tidak boleh ada yang menyentuhnya (yakni Al Qur'an) kecuali orang-orang yang suci. Pergi mandilah atau berwudhu.' Maka Umar pun wudhu, lalu mengambil kitab itu, kemudian membaca surah Thaahaa." Al Qasim bin Utsman tidak kuat.