HADITH.One

Indonesian

Support
hadith book logo

Sahih Ibn Hibban

1. Sahih Ibn Hibban

صحيح ابن حبان

1220

صحيح ابن حبان ١٢٢٠: أَخْبَرَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْحَسَنِ بْنِ قُتَيْبَةَ اللَّخْمِيُّ، حَدَّثَنَا يَزِيدُ بْنُ مَوْهَبٍ، حَدَّثَنَا الْمُفَضَّلُ بْنُ فَضَالَةَ، عَنْ عَيَّاشِ بْنِ عَبَّاسٍ، عَنْ بُكَيْرِ بْنِ عَبْدِ اللهِ بْنِ الأَشَجِّ، عَنْ نَافِعٍ، عَنِ ابْنِ عُمَرَ، عَنْ حَفْصَةَ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَ‏:‏ عَلَى كُلِّ مُحْتَلِمٍ رَوَاحُ الْجُمُعَةِ، وَعَلَى مَنْ رَاحَ الْغُسْلُ‏.‏قَالَ أَبُو حَاتِمٍ‏:‏ فِي هَذَا الْخَبَرِ إِتْيَانُ الْجُمُعَةِ فَرْضٌ عَلَى كُلِّ مُحْتَلِمٍ، وَالْعِلَّةُ فِيهِ أَنَّ الاِحْتِلاَمَ بُلُوغٌ، فَمَتَى بَلَغَ الصَّبِيُّ وَأَدْرَكَ، بِأَنْ يَأْتِيَ عَلَيْهِ خَمْسَ عَشْرَةَ سَنَةً كَانَ بَالِغًا، وَإِنْ لَمْ يَكُنْ مُحْتَلِمًا، وَنَظِيرُ هَذَا قَوْلُ اللهِ جَلَّ وَعَلاَ‏:‏ ‏{‏وَإِذَا بَلَغَ الأَطْفَالُ مِنْكُمُ الْحُلُمَ، فَلْيَسْتَأْذِنُوا كَمَا اسْتَأْذَنَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ‏}‏ فَأَمَرَ اللَّهُ جَلَّ وَعَلاَ فِي هَذِهِ الآيَةِ بِالاِسْتِئْذَانِ مَنْ بَلَغَ الْحُلُمَ، إِذِ الْحُلُمُ بُلُوغٌ، وَقَدْ يَبْلُغُ الطِّفْلُ دُونَ أَنْ يَحْتَلِمَ، وَيَكُونُ مُخَاطَبًا بِالاِسْتِئْذَانِ كَمَا يَكُونُ مُخَاطَبًا عِنْدَ الاِحْتِلاَمِ بِهِ‏.‏
Shahih Ibnu Hibban 1220: Muhammad bin Al Hasan bin Qutaibah Al Lakhmi telah mengabarkan kepada kami, ia berkata, Yazid bin Mawhab22 telah menceritakan kepada kami, ia berkata, Al Mufadhdhal bin Fadhalah telah menceritakan kepada kami sebuah hadits dari Ayyasy bin Abbas dari Bukair dari Abdullah bin Al Asyaj dari Nafi’ dari Ibnu Umar dari Hafshah dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda, “Wajib setiap orang yang telah mimpi bersetubuh berangkat Jum'at dan wajib atas orang yang berangkat Jum ‘at untuk mandi.”23 [18:1]. Abu Hatim berkata, Hadits ini mengandung hukum bahwa melaksanakan shalat Jum’at adalah wajib bagi setiap orang yang telah mengalami mimpi bersetubuh. Illat dalam hukum ini adalah bahwa mimpi jima konotasinya baligh. Jadi, ketika seorang anak sudah baligh dan mencapai usia dewasa, yaitu ketika ia mencapai usia 15 tahun, berarti ia telah baligh, meskipun ia belum pernah mimpi bersetubuh. Hal yang sama dengan ini adalah firman Allah SWT: {WA IDZAA BALAGHAL ATHFAALU MINKUMUL HULUMA FALYASTA'DZINUU KAMAS TA'DZANAL LADZIINA MIN QABLIHIM} (Dan apabila anak-anakmu telah sampai umur baligh, maka hendaklah mereka meminta izin, seperti orang-orang yang sebelum mereka meminta izin) (Qs. An-Nuur [24]: 59). Pada ayat itu Allah -—jalla wa’ala— memerintahkan untuk meminta izin kepada orang yang telah mengalami mimpi bersetubuh, karena mimpi bersetubuh konotasinya baligh. Namun seorang anak terkadang telah baligh tanpa pernah mimpi jima?. Ia pun diperintahkan untuk meminta izin, sebagaimana ia diperintahkan meminta izin saat ia sudah mimpi jima'.

Pengaturan Membaca

Indonesian

System

Pilih Font Arab

Kfgq Hafs

Pilih Font Terjemahan

Kalpurush

22
17

Pengaturan Umum

Tampilkan Arab

Tampilkan Terjemahan

Tampilkan Referensi

Tampilan Terpisah Hadis


Jadilah Bagian dari Sadaqah Jariyah Ini

Bantu kami menghadirkan aplikasi Islami modern tanpa iklan untuk Umat Muslim. Donasi Anda akan tercatat sebagai Sadaqah Jariyah dalam catatan amal Anda, Insya Allah.

Donasi