HADITH.One

Indonesian

Support
hadith book logo

Sahih Ibn Hibban

1. Sahih Ibn Hibban

صحيح ابن حبان

1383

صحيح ابن حبان ١٣٨٣: أَخْبَرَنَا عَبْدُ اللهِ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ سَلْمٍ، قَالَ‏:‏ حَدَّثَنَا حَرْمَلَةُ بْنُ يَحْيَى، قَالَ‏:‏ حَدَّثَنَا ابْنُ وَهْبٍ، قَالَ‏:‏ أَخْبَرَنِي عَمْرُو بْنُ الْحَارِثِ، عَنْ سَعِيدِ بْنِ أَبِي هِلاَلٍ، عَنْ نَافِعِ بْنِ جُبَيْرٍ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ، أَنَّهُ قِيلَ لِعُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ‏:‏ حَدِّثْنَا مِنْ شَأْنِ الْعُسْرَةِ، قَالَ‏:‏ خَرَجْنَا إِلَى تَبُوكَ فِي قَيْظٍ شَدِيدٍ، فَنَزَلْنَا مَنْزِلاً، أَصَابَنَا فِيهِ عَطَشٌ، حَتَّى ظَنَنَّا أَنَّ رِقَابَنَا سَتَنْقَطِعُ، حَتَّى إِنْ كَانَ الرَّجُلُ لَيَذْهَبُ يَلْتَمِسُ الْمَاءَ، فَلاَ يَرْجِعُ حَتَّى نَظُنَّ أَنَّ رَقَبَتَهُ سَتَنْقَطِعُ، حَتَّى إِنَّ الرَّجُلَ لَيَنْحَرُ بَعِيرَهُ فَيَعْصِرُ فَرْثَهُ فَيَشْرَبُهُ وَيَجْعَلُ مَا بَقِيَ عَلَى كَبِدِهِ، فَقَالَ أَبُو بَكْرٍ الصِّدِّيقُ‏:‏ يَا رَسُولَ اللهِ، قَدْ عَوَّدَكَ اللَّهُ فِي الدُّعَاءِ خَيْرًا، فَادْعُ لَنَا، فَقَالَ‏:‏ أَتُحِبُّ ذَلِكَ‏؟‏ قَالَ‏:‏ نَعَمْ، قَالَ‏:‏ فَرَفَعَ يَدَيْهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَلَمْ يُرْجِعْهُمَا حَتَّى أَظَلَّتْ سَحَابَةٌ، فَسَكَبَتْ، فَمَلَأُوا مَا مَعَهُمْ، ثُمَّ ذَهَبْنَا نَنْظُرُ، فَلَمْ نَجِدْهَا جَاوَزَتِ الْعَسْكَرَ‏.‏قَالَ أَبُو حَاتِمٍ‏:‏ فِي وَضْعِ الْقَوْمِ عَلَى أَكْبَادِهِمْ مَا عَصَرُوا مِنْ فَرْثِ الإِبِلِ وَتَرْكِ أَمْرِ الْمُصْطَفَى صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِيَّاهُمْ بَعْدَ ذَلِكَ بِغَسْلِ مَا أَصَابَ ذَلِكَ مِنْ أَبْدَانِهِمْ دَلِيلٌ عَلَى أَنَّ أَرْوَاثَ مَا يُؤْكَلُ لُحُومُهَا طَاهِرَةٌ‏.‏
Shahih Ibnu Hibban 1383: Abdullah bin Muhammad bin Salm telah mengabarkan kepada kami, ia berkata, Harmalah bin Yahya telah menceritakan kepada kami, ia berkata. Ibnu Wahab telah menceritakan kepada kami, ia berkata. Amr bin Al Harits telah mengabarkan kepada kami sebuah hadits dari Sa'id bin Abu Hilal dari Nafi’ bin Jubair dai Ibnu Abbas, Seseorang yang bertanya kepada Umar bin Al Khalhthab, “Ceritakan kepada kami tentang masa-masa sulit.”Ia berkata, “Kami keluar menuju Tabuk pada saat cuaca sangat panas. Lalu kami tinggal di sebuat tempat. Di sana kami merasa sangat haus, hingga kami mengira bahwa leher kami akan putus. Hingga ketika seorang laki-laki berangkat mencari air, ia tidak kembali sampai kami mengira bahwa lehernya akan putus. Seorang laki-laki sampai menyembelih untanya lalu ia peras kotorannya, kemudian meminumya. Kemudian ia menaruh sisa di atas dadanya. Abu Bakr Ash-Shiddiq berkata. “Wahai Rasulullah! Sungguh, Allah telah menjadikanmu terbiasa memperoleh kebaikan dalam doa. Maka doakanlah kami!”. Beliau bertanya.“Apakah kamu menginginkan itu?". Ia menjawab, “Iya". Kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam mengangkat kedua tangannya. Beliau tidak mengembalikan kedua tangan (pada posisi semula) sampai awan mulai mendung, lalu turunlah hujan. Maka mereka pun memenuhi apa-apa (wadah air) yang mereka miliki. Kemudian kami berangkat sambil melihat-lihat, ternyata kami tidak menemukan air hujan melewati batas (tanah yang didiami) para prajurit".273 Abu Hatim berkata, “Perbuatan kaum yang menaruh perasan kotoran unta di atas dada mereka, dan tidak ada perintah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam untuk membasuh kotoran tadi dari badan mereka setelah peristiwa ini, merupakan dalil bahwa kotoran hewan yang halal di makan dagingnya itu suci.” 274 [35:2]

Pengaturan Membaca

Indonesian

System

Pilih Font Arab

Kfgq Hafs

Pilih Font Terjemahan

Kalpurush

22
17

Pengaturan Umum

Tampilkan Arab

Tampilkan Terjemahan

Tampilkan Referensi

Tampilan Terpisah Hadis


Jadilah Bagian dari Sadaqah Jariyah Ini

Bantu kami menghadirkan aplikasi Islami modern tanpa iklan untuk Umat Muslim. Donasi Anda akan tercatat sebagai Sadaqah Jariyah dalam catatan amal Anda, Insya Allah.

Donasi