Shahih Ibnu Hibban 1951: Al Fadhl bin Al Hubab Al Jumahi mengabarkan kepada kami, dia berkata: Abu Al Walid dan Muhammad bin Katsir menceritakan kepada kami, keduanya berkata: Syu’bah mengabarkan kepada kami, dia berkata: Abu Ishaq mengabarkan kepada kami, dia berkata: Abu Al Ahwash mengabarkan kepada kami dari Abdullah, dia berkata, “Kami tidak tahu apa yang harus kami baca pada setiap dua rakaat, kecuali bertasbih, bertakbir, dan memuji Tuhan kami. Nabi Muhammad lalu diajari pembuka-pembuka kebaikan dan penutup-penutupnya, atau kumpulan-kumpulan dari kebaikan tersebut. Beliau bersabda kepada kami, “Bila kalian duduk pada setiap dua rakaat, bacalah, At-tahiyyaatu lillaah wash-shalawaatu wath-thayyibaat, as-salaamu alaika ayyuhan nabiyyu wa rahmatullaahi wa barakaatuh, as-salaamu alainaa wa alaa ibaadillaahish shaalihiin. Asyhadu an laa ilaaha illallaah, wa asyhadu anna muhammadan abduhu wa rasuuluh'. (Segala penghormatan hanya milik Allah, juga segala keagungan dan kebaikan. Semoga kesejahteraan terlimpahkan kepadamu, wahai Nabi, begitu juga rahmat dan keberkahan-Nya. Kesejahteraan semoga terlimpahkan kepada kita dan hamba-hamba Allah yang shalih. Aku bersaksi bahwa tidak ada tuhan yang berhak disembah selain Allah, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba serta utusan-Nya). Kemudian dia boleh memilih doa yang disukainya, lalu berdoa kepada Tuhannya."323 [1:20] Abu Hatim RA berkata, ‘Perintah duduk pada setiap dua rakaat adalah perkara wajib. Tapi praktek yang beliau terapkan, yang tidak mengingkari orang yang di belakangnya, menunjukkan bahwa duduk pertama adalah sunah, sementara duduk yang lain fardhu (wajib)."