Shahih Ibnu Hibban 2022: Abu Ya'la mengabarkan kepada kami, dia berkata: Daud bin Rusyaid menceritakan kepada kami, dia berkata: Al Walid bin Muslim menceritakan kepada kami dari Abdurrahman bin Hassan Al Kinani, dari Muslim bin Al Harits bin Muslim At-Tamimi, dari ayahnya, dia berkata, “Rasulullah mengirim kami dalam sariyyah (detasemen). Setelah kami sampai di target penyerangan, aku menghentak kudaku sehingga aku mendahului teman-temanku. Aku lalu bertemu dengan orang-orang kampung (yang hendak diserang) dengan teriakan keras mereka. Aku lalu berkata, “Ucapkanlah, ilaha illallah', maka kalian akan dijaga (aman)” Mereka pun mengucapkannya. Teman-temanku kemudian mencelaku dan berkata, “Kita tidak jadi mendapatkan ghanimah (harta rampasan perang) yang hampir kita dapatkan." Setelah kami sampai di hadapan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, mereka memberitahu beliau tentang peristiwa tersebut. Beliau lalu memanggilku dan menganggap baik perbuatanku. Beliau kemudian bersabda, “Sesungguhnya Allah telah mencatat (pahala) untukmu, yaitu untuk setiap orangnya ini dan .itu" Abdurrahman berkata, “Aku lupa pahalanya.” Dia (ayahnya) melanjutkan perkataannya, “Kemudian beliau bersabda kepadaku, 'Aku akan menulis untukmu sebuah surat yang menjadi wasiatku bagi Imam-Imam kaum muslim yang datang sesudahku'. Beliau pun menulis surat tersebut untukku dan memberinya stempel, lalu menyerahkannya kepadaku, kemudian bersabda, 'Bila kamu telah (selesai) shalat Maghrib, bacalah doa ini sebanyak 7 kali sebelum kamu berbicara dengan seseorang, "Allaahumma ajirnii minan-naar(Ya Allah, selamatkanlah aku dari neraka). Apabila kamu telah (selesai) shalat Subuh, bacalah doa ini sebanyak 7 kali sebelum kamu berbicara dengan seseorang, "Allaahumma ajirnii minan-naar". (Ya Allah, selamatkanlah aku dari neraka). Apabila kamu meninggal pada hari itu, Allah akan memberimu pahala bebas dari neraka'. Setelah Rasulullah wafat, aku mendatangi Abu Bakar dan menyerahkan surat tersebut kepadanya. Dia lalu membukanya dan membacanya. Setelah itu dia menyuruh memberikanku hadiah, kemudian memberi stempel pada surat tersebut. Aku lalu membawa surat tersebut kepada Umar. Dia pun membacanya, lalu menyuruh memberikan hadiah kepadaku. Kemudian dia memberi stempel pada surat tersebut. Aku lalu menemui Utsman dengan membawa surat tersebut. Dia pun melakukan hal yang sama (seperti yang dilakukan Abu Bakar dan Umar)." Muslim bin Al Harits berkata, “Al Harits bin Muslim wafat pada masa pemerintahan Utsman, dan dia meninggalkan surat tersebut kepada kami. Surat tersebut tetap ada pada kami, sampai Umar bin Abdul Aziz menulis surat kepada gubernur di wilayah kami, yang menyuruhnya memerintahkan kami menghadapnya dengan membawa surat tersebut. Aku pun menghadap kepadanya. Dia membuka surat tersebut, kemudian menyuruh memberikan hadiah untukku. Setelah itu dia memberi stempel pada surat tersebut, lalu berkata, 'Sebenarnya kalau aku mau, hadiah tersebut akan sampai ke rumahmu saat kamu sedang berada di rumahmu. Tapi aku ingin kamu menceritakan kepadaku tentang hadits tersebut sesuai aslinya". Muslim bin Al Harits berkata, “Aku pun menceritakan hadits tersebut kepadanya."