HADITH.One

Indonesian

Support
hadith book logo

Sahih Ibn Hibban

1. Sahih Ibn Hibban

صحيح ابن حبان

223

صحيح ابن حبان ٢٢٣: أَخْبَرَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْحَسَنِ بْنِ قُتَيْبَةَ، حَدَّثَنَا حَرْمَلَةُ بْنُ يَحْيَى، حَدَّثَنَا ابْنُ وَهْبٍ، أَخْبَرَنَا يُونُسُ، عَنِ ابْنِ شِهَابٍ، أَنَّ مَحْمُودَ بْنَ الرَّبِيعِ الأَنْصَارِيَّ أَخْبَرَهُ، أَنَّ عِتْبَانَ بْنَ مَالِكٍ وَهُوَ مِنْ أَصْحَابِ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، مِمَّنْ شَهِدَ بَدْرًا مِنَ الأَنْصَارِ أَتَى رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَقَالَ‏:‏ يَا رَسُولَ اللهِ، إِنِّي أَنْكَرْتُ بَصَرِي، وَأَنَا أُصَلِّي لِقَوْمِي، وَإِذَا كَانَ الأَمْطَارُ سَالَ الْوَادِي الَّذِي بَيْنِي وَبَيْنَهُمْ، وَلَمْ أَسْتَطِعْ أَنْ آتِيَ مَسْجِدَهُمْ، فَأُصَلِّيَ لَهُمْ، وَدِدْتُ أَنَّكَ يَا رَسُولَ اللهِ تَأْتِي فَتُصَلِّي فِي بَيْتِي أَتَّخِذُهُ مُصَلًّى، قَالَ‏:‏ فَقَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ‏:‏ سَأَفْعَلُ‏.‏ قَالَ عِتْبَانُ فَغَدَا رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَبُو بَكْرٍ الصِّدِّيقُ حِينَ ارْتَفَعَ النَّهَارُ، فَاسْتَأْذَنَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَأَذِنْتُ لَهُ، فَلَمْ يَجْلِسْ حَتَّى دَخَلَ الْبَيْتَ ثُمَّ قَالَ‏:‏ أَيْنَ تُحِبُّ أَنْ أُصَلِّيَ مِنْ بَيْتِكَ‏؟‏ قَالَ‏:‏ فَأَشَرْتُ إِلَى نَاحِيَةٍ مِنَ الْبَيْتِ، فَقَامَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَكَبَّرَ، وَقُمْنَا وَرَاءَهُ، فَصَلَّى رَكْعَتَيْنِ ثُمَّ سَلَّمَ‏.‏ قَالَ‏:‏ وَحَبَسْنَاهُ عَلَى خَزِيرَةٍ صَنَعْنَاهَا لَهُ‏.‏ قَالَ فَثَابَ رِجَالٌ مِنْ أَهْلِ الدَّارِ حَوْلَهُ، حَتَّى اجْتَمَعَ فِي الْبَيْتِ رِجَالٌ ذَوُو عَدَدٍ، قَالَ قَائِلٌ مِنْهُمْ‏:‏ أَيْنَ مَالِكُ بْنُ الدُّخْشُنِ‏؟‏ فَقَالَ بَعْضُهُمْ‏:‏ ذَاكَ مُنَافِقٌ، وَلاَ يُحِبُّ اللَّهَ وَرَسُولَهُ، فَقَالَ لَهُ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ‏:‏ لاَ تَقُلْ لَهُ ذَلِكَ، أَلاَ تَرَاهُ قَدْ قَالَ‏:‏ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ، يُرِيدُ بِذَلِكَ وَجْهَ اللهِ‏؟‏ قَالُوا‏:‏ اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ، إِنَّمَا نَرَى وَجْهَهُ وَنَصِيحَتَهُ لِلْمُنَافِقِينَ، قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ‏:‏ إِنَّ اللَّهَ جَلَّ وَعَلاَ حَرَّمَ عَلَى النَّارِ مَنْ قَالَ‏:‏ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ، يَبْتَغِي بِهِ وَجْهَ اللهِ‏.‏ قَالَ ابْنُ شِهَابٍ‏:‏ ثُمَّ سَأَلْتُ الْحُصَيْنَ بْنَ مُحَمَّدٍ الأَنْصَارِيَّ وَهُوَ أَحَدُ بَنِي سَالِمٍ وَهُوَ مِنْ سَرَاتِهِمْ عَنْ حَدِيثِ مَحْمُودِ بْنِ الرَّبِيعِ فَصَدَّقَهُ بِذَلِكَ‏.
Shahih Ibnu Hibban 223: Muhammad bin Al Hasan bin Qutaibah mengabarkan kepada kami, dia berkata: Harmalah bin Yahya menceritakan kepada kami, dia berkata: Ibnu Wahab menceritakan kepada kami, dia berkata: Yunus mengabarkan kepada kami, dari Ibnu Syihab, bahwa Mahmud bin Ar-Rabi’ Al Anshari telah menyampaikan khabar kepadanya bahwa Itban bin Malik -salah seorang sahabat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dari golongan Anshar yang pernah mengikuti perang Badar- datang kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, dia berkata, “Wahai Rasulullah, sungguh penglihatanku sudah kabur, sementara aku selalu melaksanakan shalat bersama kaumku. Namun apabila musim hujan tiba, maka lembah sungai yang memisahkan rumahku dengan tempat tinggal mereka menjadi banjir. Aku pun tidak bisa mendatangi masjid mereka untuk melaksananan shalat bersama mereka. Aku sangat mengharapkan engkau berkenan datang untuk melaksanakan shalat di rumahku yang akan aku jadikan sebagai tempat shalat.” Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pun bersabda, “Aku akan melakukannya.” Itban melanjutkan: Lalu Rasulullah dan Abu Bakar berangkat saat siang sudah mulai merangkak. Setelah sampai ke rumahku, beliau pun meminta izin masuk. Aku pun mengizinkannya masuk. Beliau tidak segera duduk sampai beliau benar-benar telah memasuki ruangan dalam rumah. Kemudian beliau bertanya, “Mana ruangan rumah yang engkau inginkan untuk dijadikan tempat shalatT” Maka aku pun menunjuk ke arah salah satu sudut ruangan di dalam rumah. Lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berdiri lalu bertakbir (takbiratul ihram). Kami berdiri di belakang beliau (dan mengikuti sahalat). Beliau melakukan shalat dua raka’at, lalu mengakhirinya dengan salam. Kemudian kami menahan beliau sejenak untuk (mencicipi) makanan berupa sup 533 yang kami sediakan untuk beliau. Maka orang-orang di sekitar rumah itu pun berdatangan. Sehingga berkumpul di rumahku orang-orang yang cukup banyak. Salah seorang di antara mereka bertanya, “Di mana Malik bin Dukhsyun?” 534 Sebagian yang lain berkata, “Ia adalah orang munafik dan tidak mencintai Allah dan Rasul-Nya.” Lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berkata kepadanya “Janganlah kamu mengatakannya seperti itu. Bukankah kamu melihat bahwa ia mengucapkan: laa ilaaha illallah (tiada Tuhan selain Allah), dengan mengharapkan keridhaan Allah. Mereka berkata, “Hanya Allah dan Rasul-Nya yang lebih tahu, kami hanya melihat dari mukanya dan nasihatnya kepada orang-orang munafiq.” Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda; “Sesungguhnya Allah Yang Maha Agung dan Maha Tinggi telah mengharamkan api neraka bagi orang yang mengucapkan: laa ilaaha illallah {tiada Tuhan selain Allah)."535 Ibnu Syihab berkata: Kemudian aku bertanya kepada Hushain bin Muhammad Al Anshari —salah seorang yang berasal dari kabilah Bani Salim dan dia tergolong tokoh elit mereka— tentang hadits Mahmud bin Af-Rabi’. Dan dia membenarkannya (keberadaan hadits ini). [3:9]

Pengaturan Membaca

Indonesian

System

Pilih Font Arab

Kfgq Hafs

Pilih Font Terjemahan

Kalpurush

22
17

Pengaturan Umum

Tampilkan Arab

Tampilkan Terjemahan

Tampilkan Referensi

Tampilan Terpisah Hadis


Jadilah Bagian dari Sadaqah Jariyah Ini

Bantu kami menghadirkan aplikasi Islami modern tanpa iklan untuk Umat Muslim. Donasi Anda akan tercatat sebagai Sadaqah Jariyah dalam catatan amal Anda, Insya Allah.

Donasi