HADITH.One

Indonesian

Support
hadith book logo

Sahih Ibn Hibban

1. Sahih Ibn Hibban

صحيح ابن حبان

2664

صحيح ابن حبان ٢٦٦٤: أَخْبَرَنَا الْحُسَيْنُ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ مُصْعَبٍ، قَالَ‏:‏ حَدَّثَنَا أَبُو سَعِيدٍ الأَشَجُّ، قَالَ‏:‏ حَدَّثَنَا أَبُو خَالِدٍ الأَحْمَرُ، عَنِ ابْنِ عَجْلاَنَ، عَنْ زَيْدِ بْنِ أَسْلَمَ، عَنْ عَطَاءِ بْنِ يَسَارٍ، عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ، قَالَ‏:‏ قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ‏:‏ إِذَا شَكَّ أَحَدُكُمْ فِي صَلاَتِهِ، فَلْيُلْقِ الشَّكَّ، وَلْيَبْنِ عَلَى الْيَقِينِ، فَإِنِ اسْتَيْقَنَ التَّمَامَ سَجَدَ سَجْدَتَيْنِ، فَإِنْ كَانَتْ صَلاَتُهُ تَامَّةً كَانَتِ الرَّكْعَةُ نَافِلَةً، وَالسَّجْدَتَانِ نَافِلَةً، وَإِنْ كَانَتْ نَاقِصَةً كَانَتِ الرَّكْعَةُ تَمَامًا لِصَلاَتِهِ، وَالسَّجْدَتَانِ تُرْغِمَانِ أَنْفَ الشَّيْطَانِ‏.‏قَالَ أَبُو حَاتِمٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ‏:‏ قَدْ يَتَوَهَّمُ مَنْ لَمْ يُحْكِمْ صِنَاعَةَ الأَخْبَارِ، وَلاَ تَفَقَّهَ مِنْ صَحِيحِ الآثَارِ، أَنَّ التَّحَرِّيَ فِي الصَّلاَةِ وَالْبِنَاءَ عَلَى الْيَقِينِ وَاحِدٌ، وَلَيْسَ كَذَلِكَ، لأَنَّ التَّحَرِّيَ هُوَ أَنْ يَشُكَّ الْمَرْءُ فِي صَلاَتِهِ، فَلاَ يَدْرِي مَا صَلَّى، فَإِذَا كَانَ كَذَلِكَ عَلَيْهِ أَنْ يَتَحَرَّى الصَّوَابَ، وَلْيَبْنِ عَلَى الأَغْلَبِ عِنْدَهُ، وَيَسْجُدْ سَجْدَتَيِ السَّهْوِ بَعْدَ السَّلاَمِ عَلَى خَبَرِ ابْنِ مَسْعُودٍ‏.‏وَالْبِنَاءُ عَلَى الْيَقِينِ‏:‏ هُوَ أَنْ يَشُكَّ الْمَرْءُ فِي الثِّنْتَيْنِ وَالثَّلاَثِ، أَوِ الثَّلاَثِ وَالأَرْبَعِ، فَإِذَا كَانَ كَذَلِكَ عَلَيْهِ أَنْ يَبْنِيَ عَلَى الْيَقِينِ وَهُوَ الأَقَلُّ، وَلْيُتِمَّ صَلاَتَهُ، ثُمَّ يَسْجُدْ سَجْدَتَيِ السَّهْوِ قَبْلَ السَّلاَمِ عَلَى خَبَرِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ عَوْفٍ، وَأَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ، سُنَّتَانِ غَيْرُ مُتَضَادَّتَيْنِ‏.‏
Shahih Ibnu Hibban 2664: Al Husain bin Muhammad bin Mush'ab mengabarkan kepada kami, dia berkata: Abu Sa'id Al Asyaj menceritakan kami, dia berkata: Abu Khalid Al Ahmar menceritakan kepada kami dari Ibnu Ajian, dari Zaid bin Aslam, dari Atha bin Yasar, dari Abu Sa'id Al Khudri, dia berkata: Rasulullah bersabda, "Jika salah seorang di antara kalian ragu dalam shalatnya, maka campakkanlah keraguan itu dan tetaplah dengan keyakinan. Jika dia yakin telah sempurna, sujudlah sebanyak dua kali. Jika shalatnya sempurna maka rakaat yang dikerjakannya menjadi ibadah sunah, dan kedua sujud itu menjadi ibadah sunah. Apabila shalatnya kurang, rakaat yang dikerjakannya itu akan menyempurnakan shalatnya, dan kedua sujud itu akan menghinakan syetan."613 [34:1] Abu Hatim berkata, "Orang yang tidak menguasai ilmu khabar dan memahami atsar yang benar akan menyangka bahwa mencari kebenaran dalam shalat dan menetapkan keyakinan adalah satu, padahal tidak seperti itu: Mencari kebenaran (taharri)adalah jika seseorang ragu dalam shalatnya dan tidak tahu apa yang dia lakukan dalam shalat, maka dia harus mencari kebenaran dan menetapkan apa yang paling kuat menurutnya, kemudian sujud sahwi sebanyak dua kali setelah salam berdasarkan khabar Ibnu Mas'ud. Sedangkan menetapkan keyakinan (al binaa 'ala al yaqiin) adalah Jika seseorang ragu apakah dua rakaat atau tiga rakaat, tiga rakaat atau empat rakaat, maka dia harus menetapkan keyakinan, yaitu jumlah rakaat paling sedikit. Kemudian menyempurnakan shalatnya dan sujud sahwi sebanyak dua kali sebelum salam berdasarkan Khabar Abdurrahman bin Auf dan Abu Sa'id Al Khudri. Dan Kedua hadits ini tidak saling kontradiksi."

Pengaturan Membaca

Indonesian

System

Pilih Font Arab

Kfgq Hafs

Pilih Font Terjemahan

Kalpurush

22
17

Pengaturan Umum

Tampilkan Arab

Tampilkan Terjemahan

Tampilkan Referensi

Tampilan Terpisah Hadis


Jadilah Bagian dari Sadaqah Jariyah Ini

Bantu kami menghadirkan aplikasi Islami modern tanpa iklan untuk Umat Muslim. Donasi Anda akan tercatat sebagai Sadaqah Jariyah dalam catatan amal Anda, Insya Allah.

Donasi