HADITH.One

Indonesian

Support
hadith book logo

Sahih Ibn Hibban

1. Sahih Ibn Hibban

صحيح ابن حبان

267

صحيح ابن حبان ٢٦٧: أَخْبَرَنَا مُحَمَّدُ بْنُ إِسْحَاقَ بْنِ إِبْرَاهِيمَ، مَوْلَى ثَقِيفٍ، قَالَ‏:‏ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ رَافِعٍ، قَالَ‏:‏ حَدَّثَنَا شَبَابَةُ، قَالَ‏:‏ حَدَّثَنَا وَرْقَاءُ، عَنْ أَبِي الزِّنَادِ، عَنِ الأَعْرَجِ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَ‏:‏ قَالَ اللَّهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى‏:‏ كَذَّبَنِي ابْنُ آدَمَ وَلَمْ يَكُنْ لَهُ أَنْ يُكَذِّبَنِي، وَيَشْتُمُنِي ابْنُ آدَمَ وَلَمْ يَكُنْ يَنْبَغِي لَهُ أَنْ يَشْتُمَنِي، فَأَمَّا تَكْذِيبُهُ إِيَّايَ فَقَوْلُهُ‏:‏ لَنْ يُعِيدَنِي كَمَا بَدَأَنِي، أَوَ لَيْسَ أَوَّلُ خَلْقٍ بِأَهْوَنَ عَلَيَّ مِنْ إِعَادَتِهِ، وَأَمَّا شَتْمُهُ إِيَّايَ فَقَوْلُهُ‏:‏ اتَّخَذَ اللَّهُ وَلَدًا‏.‏ وَأَنَا اللَّهُ الأَحَدُ الصَّمَدُ، لَمْ أَلِدْ وَلَمْ أُولَدْ، وَلَمْ يَكُنْ لِي كُفُوًا أَحَدٌ‏.‏ قَالَ أَبُو حَاتِمٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ‏:‏ فِي قَوْلِهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ‏:‏ أَوَ لَيْسَ أَوَّلُ خَلْقٍ بِأَهْوَنَ عَلَيَّ مِنْ إِعَادَتِهِ‏؟‏ فِيهِ الْبَيَانُ الْوَاضِحُ أَنَّ الصِّفَاتِ الَّتِي تُوقِعُ النَّقْصَ عَلَى مَنْ وُجِدَتْ فِيهِ، غَيْرُ جَائِزٍ إِضَافَةُ مِثْلِهَا إِلَى اللهِ جَلَّ وَعَلاَ، إِذِ الْقِيَاسُ كَانَ يُوجِبُ أَنْ يُطْلِقَ بَدَلَ هَذِهِ اللَّفْظَةِ بِأَهْوَنَ عَلَيَّ، بِأَصْعَبَ عَلَيَّ، فَتَنَكَّبَ لَفْظَةَ التَّصْعِيبِ إِذْ هِيَ مِنْ أَلْفَاظِ النَّقْصِ، وَأُبْدِلَتْ بِلَفْظِ التَّهْوِينِ الَّذِي لاَ يَشُوبُهُ ذَلِكَ‏.
Shahih Ibnu Hibban 267: Muhammad bin Ishaq bin Ibrahim, maula (pemimpin) Tsaqif, mengabarkan kepada kami, dia berkata: Muhammad bin Rafi ‘ menceritakan kepada kami, dia berkata: Syabahah menceritakan kepada kami, dia berkata Warqa’ menceritakan kepada kami, dari Abu Az-Zinad dari AJ A’raj dari Abu Hurairab dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda. Allah - Maha Suci dan Maha Tinggi-berfirman; ‘Anak cucu Adam belah mendustakan Ku, padahal tidak pantas baginya mendustakan Ku Anak cucu Adam telah mencaci Ku, padahal tidak pantas baginya mencaci-Ku Ada pun pendustaan yang ia lakukan kepada Ku adalah ucapannya : Allah tidak akan neenghidupkanku (setelah mati), sebagaimana Dia telah menciptakanku (Padahal) Tiadalah awal penciptaan makhluk, lebih mudah bagi Ku daripada menghidupkannya kembali? Adapun caci makxnya terhadap-Ku adalah ucapannya: Allah mempunyai anak., sedangkan Aku adalah Alalah Yang Maha Esa, tempat bergantung segala sesuatu Aku tidak, beranak dan. tidak pula diperanakkan. Dan tidak ada sesuatu yang setara dengan-Ku.” 589 [3:68] Abu Hatim RA berkata: Pada sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, “(Padahal) Tiadalah awal penciptaan makhluk lebih mudah bagiku daripada menghidupkannya kembali?” terdapat sebuah penjelasan yang sangat nyata bahwa sifat-sifat yang penuh kekurangan yang terdapat pada makhluk tidak boleh dinisbatkan seumpamanya kepada Allah Yang Maha Luhur dan Maha Tinggi. Sebab, secara qiyas meniscayakan penyebutan sebaliknya pada kalimat “lebih mudah”, yaitu dengan “lebih sulit.” Maka dihilangkan kalimat “sulit” karena termasuk berkonotasi kekurangan. Dan digantikan dengan lafazh “mudah” yang tidak tercampur dengan konotasi itu.”

Pengaturan Membaca

Indonesian

System

Pilih Font Arab

Kfgq Hafs

Pilih Font Terjemahan

Kalpurush

22
17

Pengaturan Umum

Tampilkan Arab

Tampilkan Terjemahan

Tampilkan Referensi

Tampilan Terpisah Hadis


Jadilah Bagian dari Sadaqah Jariyah Ini

Bantu kami menghadirkan aplikasi Islami modern tanpa iklan untuk Umat Muslim. Donasi Anda akan tercatat sebagai Sadaqah Jariyah dalam catatan amal Anda, Insya Allah.

Donasi