HADITH.One

Indonesian

Support
hadith book logo

Sahih Ibn Hibban

1. Sahih Ibn Hibban

صحيح ابن حبان

577

صحيح ابن حبان ٥٧٧: أَخْبَرَنَا أَبُو يَعْلَى، حَدَّثَنَا مَخْلَدُ بْنُ أَبِي زُمَيْلٍ، حَدَّثَنَا أَبُو الْمَلِيحِ الرَّقِّيُّ، عَنْ حَبِيبِ بْنِ أَبِي مَرْزُوقٍ، عَنْ عَطَاءِ بْنِ أَبِي رَبَاحٍ، عَنْ أَبِي مُسْلِمٍ الْخَوْلاَنِيِّ، قَالَ‏:‏ قُلْتُ لِمُعَاذِ بْنِ جَبَلٍ‏:‏ وَاللَّهِ إِنِّي لَأُحِبُّكَ لِغَيْرِ دُنْيَا أَرْجُو أَنْ أُصِيبَهَا مِنْكَ، وَلاَ قَرَابَةَ بَيْنِي وَبَيْنَكَ، قَالَ‏:‏ فَلأَيِّ شَيْءٍ‏؟‏ قُلْتُ‏:‏ لِلَّهِ، قَالَ‏:‏ فَجَذَبَ حُبْوَتِي، ثُمَّ قَالَ‏:‏ أَبْشِرْ إِنْ كُنْتَ صَادِقًا، فَإِنِّي سَمِعْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، يَقُولُ‏:‏ الْمُتَحَابُّونَ فِي اللهِ فِي ظِلِّ الْعَرْشِ يَوْمَ لاَ ظِلَّ إِلاَّ ظِلُّهُ، يَغْبِطُهُمْ بِمَكَانِهِمِ النَّبِيُّونَ وَالشُّهَدَاءُ ثُمَّ، قَالَ‏:‏ فَخَرَجْتُ فَأَتَيْتُ عُبَادَةَ بْنَ الصَّامِتِ، فَحَدَّثْتُهُ بِحَدِيثِ مُعَاذٍ فقَالَ عُبَادَةُ بْنُ الصَّامِتِ‏:‏ سَمِعْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ عَنْ رَبِّهِ تَبَارَكَ وَتَعَالَى‏:‏ حُقَّتْ مَحَبَّتِي عَلَى الْمُتَحَابِّينَ فِيَّ، وَحُقَّتْ مَحَبَّتِي عَلَى الْمُتَنَاصِحِينَ فِيَّ، وَحُقَّتْ مَحَبَّتِي عَلَى الْمُتَزَاوِرِينَ فِيَّ، وَحُقَّتْ مَحَبَّتِي عَلَى الْمُتَبَاذِلِينَ فِيَّ، وَهُمْ عَلَى مَنَابِرَ مِنْ نُورٍ، يَغْبِطُهُمُ النَّبِيُّونَ وَالصِّدِّيقُونَ بِمَكَانِهِمْ‏.‏قَالَ أَبُو حَاتِمٍ‏:‏ أَبُو مُسْلِمٍ الْخَوْلاَنِيُّ اسْمُهُ عَبْدُ اللهِ بْنُ ثَوْبٍ، يَمَانِيٌّ، تَابِعِيٌّ، مِنْ أَفَاضِلِهِمْ وَأَخْيَارِهِمْ، وَهُوَ الَّذِي قَالَ لَهُ الْعَنْسِيُّ‏:‏ أَتَشْهَدُ أَنِّي رَسُولُ اللهِ‏؟‏ قَالَ‏:‏ لاَ، قَالَ‏:‏ أَتَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللهِ‏؟‏ قَالَ‏:‏ نَعَمْ، فَأَمَرَ بِنَارٍ عَظِيمَةٍ، فَأُجِّجَتْ وَخَوَّفَهُ أَنْ يَقْذِفَهُ فِيهَا إِنْ لَمْ يُوَاتِهِ عَلَى مُرَادِهِ، فَأَبَى عَلَيْهِ، فَقَذَفَهُ فِيهَا، فَلَمْ تَضُرَّهُ فَاسْتَعْظَمَ ذَلِكَ، وَأَمَرَ بِإخْرَاجِهِ مِنَ الْيَمَنِ، فَأُخْرِجَ فَقَصَدَ الْمَدِينَةَ، فَلَقِيَ عُمَرَ بْنَ الْخَطَّابِ فَسَأَلَهُ مِنْ أَيْنَ أَقْبَلَ‏؟‏ فَأَخْبَرَهُ، فقَالَ لَهُ‏:‏ مَا فَعَلَ الْفَتَى الَّذِي أُحْرِقَ‏؟‏ فقَالَ‏:‏ لَمْ يَحْتَرِقْ، فَتَفَرَّسَ فِيهِ عُمَرُ أَنَّهُ هُوَ، فقَالَ‏:‏ أَقْسَمْتُ عَلَيْكَ بِاللَّهِ، أَنْتَ أَبُو مُسْلِمٍ‏؟‏ قَالَ‏:‏ نَعَمْ، فَأَخَذَ بِيَدِهِ عُمَرُ حَتَّى ذَهَبَ بِهِ إِلَى أَبِي بَكْرٍ، فَقَصَّ عَلَيْهِ الْقِصَّةَ، فَسُرَّا بِذَلِكَ، وَقَالَ أَبُو بَكْرٍ‏:‏ الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أُرَانَا فِي هَذِهِ الْأُمَّةِ مَنْ أُحْرِقَ فَلَمْ يَحْتَرِقْ، مِثْلَ إِبْرَاهِيمَ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ‏.‏ وَقِيلَ‏:‏ إِنَّهُ كَانَ لَهُ امْرَأَةٌ صَبِيحَةُ الْوَجْهِ، فَأَفْسَدَتْهَا عَلَيْهِ جَارَةٌ لَهُ، فَدَعَا عَلَيْهَا، وَقَالَ‏:‏ اللَّهُمَّ أَعْمِ مَنْ أَفْسَدَ عَلَيَّ امْرَأَتِي‏.‏ فَبَيْنَمَا الْمَرْأَةُ تَتَعَشَّى مَعَ زَوْجِهَا إِذْ قَالَتِ‏:‏ انْطَفَأَ السِّرَاجُ‏؟‏ قَالَ زَوْجُهَا‏:‏ لاَ، فَقَالَتْ‏:‏ فَقَدْ عَمِيتُ، لاَ أُبْصِرُ شَيْئًا، فَأُخْبِرَتْ بِدَعْوَةِ أَبِي مُسْلِمٍ عَلَيْهَا، فَأَتَتْهُ فَقَالَتْ‏:‏ أَنَا قَدْ فَعَلْتُ بِامْرَأَتِكَ ذَلِكَ، وَأَنَا قَدْ غَرَّرْتُهَا وَقَدْ تُبْتُ، فَادْعُ اللَّهَ يَرُدُّ بَصَرِي إِلَيَّ، فَدَعَا اللَّهَ وَقَالَ‏:‏ اللَّهُمَّ رُدَّ بَصَرَهَا، فَرَدَّهُ إِلَيْهَا‏.‏
Shahih Ibnu Hibban 577: Abu Ya'la mengabarkan kepada kami, Makhalad bin Abu Zumail menceritakan kepada kami, Abui Malih Ar-Raqi menceritakan kepada kami, dari Hubaib bin Abu Marzuq, dari Atha’ bin Abu Rabah, dari Abu Muslim Al Khaulani, berkata, aku berkata kepada Muadz bin Jabal, “Demi Allah, sesungguhnya aku mencintaimu bukan karena dunia yang aku harap untuk mendapatkannya darimu dan bukan karena kedekatan antara diriku dan dirimu,” maka ia bertanya, “Lalu atas dasar apa kamu mencintaiku?” aku menjawab, “Aku mencintaimu karena Allah,” maka ia menarik selendangku, kemudian berkata, “Berbahagialah jika memang kamu benar, karena sesungguhnya aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Orang-orang yang saling mencintai karena Allah berada di bawah naungan Arsy pada hari tidak ada naungan kecuali naungan-Nya, para nabi dan para syuhada iri terhadap kedudukan mereka.” (perawi) berkata, “Kemudian aku keluar, lalu mendatangi Ubadah bin Ash-Shamit dan aku menyampaikan kepadanya mengenai hadits dari Mu’adz, maka Ubadah bin Ash-Shamit berkata, “Aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda dengan hadits qudsi, “Allah SWT berfirman, ‘Kecintaanku berhak diberikan kepada orang-orang yang saling mencintai karena- Ku, orang-orang yang saling menasihati karena-Ku, orang-orang yang saling mengunjungi karena-Ku, orang-orang yang saling memberi karena-Ku, dan mereka berada di atas mimbar-mimbar dari cahaya, para nabi dan orang-orang yang jujur iri dengan kedudukan mereka.365Abu Hatim berkata, “Abu Muslim Al Khaulani adalah Abdullah bin Tsuwab, seorang tabi’in dari Yaman, termasuk pembesar tabi'in, Al Ansi366 pernah bertanya kepadanya, "Apakah kamu bersaksi bahwa aku adalah utusan Allah?”, ia menjawab, “Tidak”, ia (Al Ansi) bertanya kembali, “Apakah kamu bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah?”, ia menjawab, “Ya”, maka ia menyuruh untuk membuat api yang besar, maka api itupun dinyalakan dan menakut- nakutinya bahwa ia akan dilempar ke dalamnya apabila ia tidak mengikuti apa yang ia inginkan, namun ia (Al Khaulani) tetap enggan untuk menuruti apa yang Al Ansi inginkan, maka Al Ansi melemparnya kc dalam api yang telah dinyalakan tersebut (namun api tersebut tidak melukainya), maka api pun semakin membesar. Kemudian Al Ansi memerintahkan untuk mengeluarkannya dari Yaman, maka ia keluar menuju Madinah, lalu bertemu dengan Umar bin Khaththab, ia (Umar) bertanya kepadanya dari mana ia datang, maka ia pun memberitahunya. Maka dia pun bertanya, “Apa yang terjadi dengan seorang pemuda yang dibakar?” ia menjawab, “la tidak terbakar.” Maka umar berfirasat bahwa orang yang dibakar tersebut adalah dirinya (Al Khaulani), kemudian berkata, “Aku bersumpah demi Allah, bahwa kamu adalah Abu Muslim?”, ia menjawab, “Ya”, maka Umar mengajaknya untuk bertemu dengan Abu Bakar, dan menceritakan kisah Al Khaulani, maka iapun senang dengan kisah tersebut, dan Abu Bakar berkata: “Segala puji bagi Allah, Dzat yang telah memperlihatkan kepada umat ini, seseorang yang dibakar namun ia tidak terbakar, sebagaimana Ibrahim shallallahu 'alaihi wa sallam.” 367 Dikatakan bahwa ia mempunyai seorang istri cantik, kemudian budaknya merusak wajahnya, maka Al Khaulani berdo’a, “Ya Allah, butakanlah orang yang telah merusak wajah istriku.” Maka ketika ia sedang makan malam bersama suaminya, ia berkata, “Lampu padam”, suaminya berkata, “Tidak,” maka ia berkata, “Aku telah buta, aku tidak bisa melihat sesuatupun,” maka iapun diberi tahu tentang do’a Abu Muslim atasnya, maka ia berkata, “Aku telah melakukan hal itu terhadap istrimu, aku telah menipunya, namun aku telah bertaubat, maka berdo’alah kepada Allah SWT agar Dia mengembalikan penglihatanku,” maka iapun berdo’a kepada Allah SWT, “Ya Allah SWT, kembalikanlah penglihatannya,” maka Allah SWT pun mengembalikan penglihatannya. [1:2]

Pengaturan Membaca

Indonesian

System

Pilih Font Arab

Kfgq Hafs

Pilih Font Terjemahan

Kalpurush

22
17

Pengaturan Umum

Tampilkan Arab

Tampilkan Terjemahan

Tampilkan Referensi

Tampilan Terpisah Hadis


Jadilah Bagian dari Sadaqah Jariyah Ini

Bantu kami menghadirkan aplikasi Islami modern tanpa iklan untuk Umat Muslim. Donasi Anda akan tercatat sebagai Sadaqah Jariyah dalam catatan amal Anda, Insya Allah.

Donasi