HADITH.One

Indonesian

Support
hadith book logo

Sahih Ibn Hibban

1. Sahih Ibn Hibban

صحيح ابن حبان

806

صحيح ابن حبان ٨٠٦: أَخْبَرَنَا خَالِدُ بْنُ النَّضْرِ الْقُرَشِيُّ بِالْبَصْرَةِ، وَابْنُ خُزَيْمَةَ، حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى، قَالَ‏:‏ حَدَّثَنَا عَبْدُ الأَعْلَى، قَالَ‏:‏ حَدَّثَنَا سَعِيدٌ، عَنْ قَتَادَةَ، عَنِ الْحَسَنِ، عَنْ حُضَيْنِ بْنِ الْمُنْذِرِ، عَنْ مُهَاجِرِ بْنِ قُنْفُذٍ، أَنَّهُ أَتَى النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ يَبُولُ، فَسَلَّمَ عَلَيْهِ فَلَمْ يَرُدَّ عَلَيْهِ حَتَّى تَوَضَّأَ، ثُمَّ اعْتَذَرَ، فَقَالَ‏:‏ إِنِّي كَرِهْتُ أَنْ أَذْكُرَ اللَّهَ إِلاَّ عَلَى طُهْرٍ، أَوْ، قَالَ‏:‏ عَلَى طَهَارَةٍ‏.‏قَالَ أَبُو حَاتِمٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ‏:‏ فِي هَذَا الْخَبَرِ بَيَانٌ وَاضِحٌ أَنَّ كَرَاهِيَةَ الْمُصْطَفَى صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ذِكْرَ اللهِ إِلاَّ عَلَى طَهَارَةٍ، كَانَ ذَلِكَ لأَنَّ الذِّكْرَ عَلَى طَهَارَةٍ أَفْضَلُ، لاَ أَنَّ ذِكْرَ الْمَرْءِ رَبَّهُ عَلَى غَيْرِ الطَّهَارَةِ غَيْرُ جَائِزٍ، لأَنَّهُ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَذْكُرُ اللَّهَ عَلَى أَحْيَانِهِ‏.‏
Shahih Ibnu Hibban 806: Khalid bin An-Nadhr Al Qurasyi di Bashrah dan Ibnu Khuzaimah mengabarkan kepada kami, Muhammad bin Al Mutsanna menceritakan kepada kami, dia berkata: Abdul A’la menceritakan kepada kami, dia berkata: Sa’id menceritakan kepada kami, dari Qatadah, dari Al Hasan, dari Hudhain bin Al Mundzir, dari Muhajir bin Qunfud, bahwa dia pernah mendatangi Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam yang kebetulan sedang buang air kecil. Dia lalu mengucapkan salam kepada beliau akan tetapi beliau tidak menjawabnya hingga beliau berwudhu’ (terlebih dahulu). Kemudian beliau meminta maaf dan bersabda, “Sesungguhnya aku tidak suka untuk berdzikir kepada Allah kecuali dalam keadaan suci”, atau beliau bersabda, “(kecuali) dalam keadaan bersuci”.4 Abu Hatim RA berkata, “Pada hadits ini terdapat keterangan yang jelas bahwa ketidaksukaan Al Musthafa shallallahu 'alaihi wa sallam untuk berdzikir kepada Allah kecuali dalam keadaan bersuci, adalah disebabkan karena berdzikir dalam keadaan bersuci itu lebih utama, dan bukan disebabkan karena dzikir seseorang kepada Tuhannya dalam keadaan tidak bersuci itu tidak boleh. Sebab, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam sendiri selalu berdzikir kepada Allah dalam setiap keadaan.”

Pengaturan Membaca

Indonesian

System

Pilih Font Arab

Kfgq Hafs

Pilih Font Terjemahan

Kalpurush

22
17

Pengaturan Umum

Tampilkan Arab

Tampilkan Terjemahan

Tampilkan Referensi

Tampilan Terpisah Hadis


Jadilah Bagian dari Sadaqah Jariyah Ini

Bantu kami menghadirkan aplikasi Islami modern tanpa iklan untuk Umat Muslim. Donasi Anda akan tercatat sebagai Sadaqah Jariyah dalam catatan amal Anda, Insya Allah.

Donasi