Shahih Ibnu Khuzaimah 260: Asy-Syaikh Al Fakih Abu Al Hasan Ali bin Muslim As Sulami mengabarkan kepada kami, Abdul Aziz bin Ahmad Al Kattani mengabarkan kepada kami, ia berkata, Al Ustadz Abu Utsman Isma’il bin Abdurrahman Ash-Shabuni mengabarkan kepada kami dengan dibacakan di hadapannya, ia berkata, Abu Thahir Muhammad bin Al Fadhl bin Muhammad bin Ishaq bin Khuzaimah mengabarkan kepada kami, ia berkata, Abu Bakr Muhammad bin Ishaq bin Khuzaimah mengabarkan kepada kami, Ya’qub bin Sufyan Al Farisi mengabarkan kepada kami, Abu Taubah Ar-Rabi’ bin Nafi’ menceritakan kepada kami, Muhammad bin Al Muhajir menceritakan kepada kami, dari Al Abbas bin Salim dari Abu Salm dari Abu Umamah dari Amr bin Anbasah, ia berkata, “Aku mendatangi Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam di awal-awal beliau diutus di Makkah. Saat itu beliau sedang bersembunyi. Aku bertanya, “Siapa engkau?” Beliau menjawab, “Aku seorang Nabi." Aku bertanya, “Apa itu Nabi?” Beliau menjawab, “Utusan Allah." Ia bertanya, “Apakah Allah mengutusmu?” Beliau menjawab, “Ya.” Aku bertanya, “Dengan membawa pesan apa Allah mengutusmu?” Beliau menjawab, “Bahwa kita harus menyembah Allah, memecah berhala, rumah berhala dan menyambung tali persaudaraan." Aku berkata, “Alangkah baik pesan yang Allah utuskan kepadamu.” Aku bertanya, “Lalu siapa yang mengikutimu membawa pesan ini?” Beliau menjawab, “ Seorang budak dan orang yang merdeka. Maksud beliau Abu Bakar dan Bilal. Amr berkata, “Aku bermimpi sementara aku telah menjadi bagian dari Islam —atau pemeluk Islam— Ia berkata, “Lalu aku masuk Islam.” Ia bertanya, “Bolehkah aku mengikutimu wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Tidak, tapi ikutilah kaummu. Bila engkau diberi kabar bahwa aku telah pergi keluar (dari Mekkah, maka ikutilah aku”. Ia berkata, “Lalu aku mengikuti kaumku, dan aku mulai menanti kabar dan kepergian beliau, sampai akhirnya aku berhadapan dengan serombongan orang dari Yatsrib. Aku temui mereka dan kutanyakan berita itu kepada mereka. Mereka menjawab “Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam telah keluar dari Mekkah menuju Madinah.” Aku bertanya, “Apakah beliau sudah sampai di sana?”. Mereka menjawab, “Ya”. Ia berkata “Lalu aku berangkat sehingga aku mendatangi beliau. Lalu aku bertanya. “Apakah Engkau mengenaliku wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Ya, engkau lelaki yang mendatangiku di Mekkah ?”. Aku mencari kesempatan baik saat beliau dalam kesendirian. Sewaktu beliau sendirian, aku berkata “Wahai Rasulullah ajari aku ilmu yang diajarkan Allah kepadamu yang aku tidak tahu”. Beliau bersabda “Bertanyalah tentang apa yang kamu mau”. Aku bertanya “Bagian malam yang mana lebih didengar oleh Allah?” Beliau menjawab “Tengah malam terakhir, shalatlah sesuka hatimu, karena shalat waktu itu disaksikan dan di catat para malaikat, sampai engkau shalat Subuh, kemudian batasi diri dari shalat sampai matahari terbit lalu naik seukuran satu atau dua tombak, karena matahari terbit diantara dua tanduk syetan dan di waktu itu orang-orang kafir shalat. Kemudian shalatlah sesukamu, karena shalat di waktu itu disaksikan dan dicatat para malaikat sampai tombak menyamai bayangannya, kemudian batasi diri dari shalat. karena neraka Jahannam dibakar dan pintu-pintunya dibuka. Ketika matahari bergeser (38-alifi, shalatlah sesukamu, karena shalat di waktu itu disaksikan dan dicatat para malaikat sampai engkau shalat Ashar, kemudian batasi diri dari shalat sampai matahari terbenam, karena matahari terbenam di antara dua tanduk syetan dan orang-orang kafir shalat di waktu itu. Bila engkau berwudhu, cucilah kedua tanganmu, karena ketika engkau mencuci dua tangan, dosa- dosamu keluar dari ujung jarimu. Kemudian ketika engkau membasuh wajahmu, dosa-dosamu keluar dari wajahmu. Kemudian ketika engkau berkumur dan menghirup air ke hidung, dosa-dosamu keluar dari lubang hidungmu, kemudian ketika engkau membasuh kedua tanganmu, dosa-dosamu keluar dari kedua hastamu, kemudian ketika engkau mengusap kepalamu, dosa-dosamu keluar dari ujung rambut. Ketika engkau membasuh kedua kaki, dosa-dosamu keluar dari kedua kakimu. Jika engkau menetap di tempat duduk, hal itu menjadi bagian dari wudhumu dan jika engkau bangun, berzikir kepada Tuhanmu, memuji, shalat dua rakaat dengan hati menghadap (kyusu’), maka engkau terbebas dari dosa seperti saat engkau dilahirkan oleh ibumu. ”Ia berkata, “ Aku berkata, “Wahai Amr, ketahuilah apa yang kau katakan, karena engkau mengatakan sesuatu hal yang besar.” Ia berkata, “Demi Allah, umurku telah lanjut, ajalku sudah dekat dan sesungguhnya aku tidak membutuhkan dusta. Seandainya aku tidak pernah mendengar dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam kecuali hanya sekali atau dua kali, aku tidak akan menceritakannya, akan tetapi aku mendengarnya lebih dari itu.” Demikian Abu Salm menceritakan kepadaku dari Abu Umamah, kecuali sedikit kekeliruan yang tidak aku inginkan, karena itu aku mohon ampun kepada Allah dan bertaubat kepada-Nya.