HADITH.One

Indonesian

Support
hadith book logo

Sahih Ibn khuzaimah

1. Wudhu'

صحيح ابن خزيمة

265

صحيح ابن خزيمة ٢٦٥: نا يُونُسُ بْنُ عَبْدِ الْأَعْلَى الصَّدَفِيُّ، أَخْبَرَنَا ابْنُ وَهْبٍ، أَخْبَرَنِي يُونُسُ بْنُ يَزِيدَ، عَنِ ابْنِ شِهَابٍ قَالَ: أَخْبَرَنِي عُرْوَةُ بْنُ الزُّبَيْرِ، أَنَّ عَائِشَةَ زَوْجَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَتْ: لَمْ أَعْقِلْ أَبَوَيَّ قَطُّ إِلَّا وَهُمْ يَدِينَانِ الدِّينَ، وَلَمْ يَمُرَّ عَلَيْنَا يَوْمٌ إِلَّا يَأْتِينَا فِيهِ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ طَرَفَيِ النَّهَارِ بُكْرَةً وَعَشِيَّةً - فَذَكَرَ الْحَدِيثَ بِطُولِهِ - وَقَالَ فِي الْخَبَرِ: فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «قَدْ أُرِيتُ دَارَ هِجْرَتِكُمْ، أُرِيتُ سَبِخَةً ذَاتَ نَخْلٍ بَيْنَ لَابَتَيْنِ وَهُمَا الْحَرَّتَانِ» فَذَكَرَ الْحَدِيثَ بِطُولِهِ فِي هِجْرَةِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْ مَكَّةَ إِلَى الْمَدِينَةِ. قَالَ أَبُو بَكْرٍ: " فَفِي قَوْلِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «أُرِيتُ سَبِخَةً ذَاتَ نَخْلٍ بَيْنَ لَابَتَيْنِ» ، وَإِعْلَامِهِ إِيَّاهُمْ أَنَّهَا دَارُ هِجْرَتِهِمْ، وَجَمِيعُ الْمَدِينَةِ كَانَتْ هِجْرَتَهُمْ دَلَالَةٌ عَلَى أَنَّ جَمِيعَ الْمَدِينَةِ سَبِخَةٌ، وَلَوْ كَانَ التَّيَمُّمُ غَيْرَ جَائِزٍ بِالسَّبِخَةِ وَكَانَتِ السَّبِخَةُ عَلَى مَا تَوَهَّمَ بَعْضُ أَهْلِ عَصْرِنَا أَنَّهُ مِنَ الْبَلَدِ الْخَبِيثِ بِقَوْلِهِ: {وَالَّذِي خَبُثَ لَا يَخْرُجُ إِلَّا نَكِدًا} [الأعراف: 58] لَكَانَ قَوْدُ هَذِهِ الْمَقَالَةِ أَنَّ أَرْضَ الْمَدِينَةِ خَبِيثَةٌ لَا طَيِّبَةٌ، وَهَذَا قَوْلُ بَعْضِ أَهْلِ الْعِنَادِ لَمَّا ذَمَّ أَهْلَ الْمَدِينَةِ، فَقَالَ: إِنَّهَا خَبِيثَةٌ فَاعْلَمْ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَمَّاهَا طَيْبَةً أَوْ طَابَةً، فَالْأَرْضُ السَّبِخَةُ هِيَ طَيِّبَةٌ عَلَى مَا خَبَّرَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّ الْمَدِينَةَ طَيْبَةٌ، وَإِذَا كَانَتْ طَيِّبَةً وَهِيَ سَبِخَةٌ، فَاللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ قَدْ أَمَرَ بِالتَّيَمُّمِ بِالصَّعِيدِ الطَّيِّبِ فِي نَصِّ كِتَابِهِ، وَالنَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَدْ أَعْلَمَ أَنَّ الْمَدِينَةَ طَيْبَةٌ أَوْ طَابَةٌ مَعَ إِعْلَامِهِ إِيَّاهُمْ أَنَّهَا سَبِخَةٌ، وَفِي هَذَا مَا بَانَ وَثَبَتَ أَنَّ التَّيَمُّمَ بِالسِّبَاخِ جَائِزٌ "
Shahih Ibnu Khuzaimah 265: Yunus bin Abdul A’la Ash-Shadafi mengabarkan kepada kami, Ibnu Wahab mengabarkan kepada kami Yunus bin Yazid dari Ibnu Syihab mengabarkan kepada kami, Urwah bin Az-Zubair mengabarkan kepada kami, sesungguhnya 'Aisyah, isteri Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam, berkata:



Aku tidak mengetahui sama sekali kecuali kedua orang tuaku telah memeluk agama (Islam). Tidak pernah terlewati satu haripun kecuali Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mendatangi kami di penghujung waktu siang dari pagi dan sore harinya. Lalu ia menyebutkan hadits secara panjang lebar dan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Aku telah diperlihatkan tempat hijrah kalian dan aku telah diperlihatkan tanah yang bergaram (subuh) yang hampir saja tidak bisa ditumbuhi kurma di antara dua batu hitam". Keduanya adalah tanah lapang, lalu ia menyebutkan hadits panjang lebar dalam masalah hijrah Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dari kota Makkah menuju Madinah. 381



Abu Bakar berkata: Dalam sabda Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam: "Aku telah diperlihatkan tanah yang bergaram yang hampir saja tidak bisa ditumbuhi kurma di antara dua batu hitam", dan informasi Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam kepada para sahabat bahwa kota Madinah adalah tempat hijrah kalian, —dan seluruh kota Madinah adalah tempat hijrah mereka—. Ini menunjukkan bahwa tanah seluruh kota Madinah mengandung garam. Seandainya bertayamum tidak boleh dengan tanah yang mengandung garam —adapun tanah bergaram yang diasumsikan oleh sebagian ulama pada masa kami, adalah termasuk negeri yang kotor dengan firmanNya, {Dan, tanah yang tidak subur tanaman-tanamannya hanya tumbuh merana} (Qs. Al A'raaf [7]: 58) niscaya pernyataan ini menunjukkan bahwa kota Madinah adalah kotor dan tidak suci.



Ketahuilah bahwa ini termasuk pendapat sebagian orang-orang yang membangkang saat mereka mencaci penduduk Madinah dengan berkata: "Sesungguhnya kota Madinah adalah buruk". Ketahuilah bahwa Nabi menjuluki kota Madinah dengan julukan thibah yang berarti kota yang baik atau suci. Tanah yang bergaram adalah tanah yang baik sebagaimana dikatakan oleh Nabi; bahwa kota Madinah adalah kota yang baik. Apabila kota Madinah adalah kota yang baik, padahal ia bergaram, maka Allah Azza wa Jalla dalam Al Qur'an telah memerintahkan bertayamum dengan debu yang baik dan Nabi telah menginformasikan bahwa kota Madinah adalah kota yang baik berdasarkan informasi yang diberikan kepada mereka; bahwa kota Madinah bergaram. Dengan demikian jelas dan tetap bahwa bertayamum dengan debu yang bergaram adalah boleh.

Pengaturan Membaca

Indonesian

System

Pilih Font Arab

Kfgq Hafs

Pilih Font Terjemahan

Kalpurush

22
17

Pengaturan Umum

Tampilkan Arab

Tampilkan Terjemahan

Tampilkan Referensi

Tampilan Terpisah Hadis


Jadilah Bagian dari Sadaqah Jariyah Ini

Bantu kami menghadirkan aplikasi Islami modern tanpa iklan untuk Umat Muslim. Donasi Anda akan tercatat sebagai Sadaqah Jariyah dalam catatan amal Anda, Insya Allah.

Donasi