HADITH.One

Indonesian

Support
hadith book logo

Sahih Ibn khuzaimah

1. Wudhu'

صحيح ابن خزيمة

67

صحيح ابن خزيمة ٦٧: ثنا عَلِيُّ بْنُ حُجْرٍ، ثنا إِسْمَاعِيلُ، ثنا الْعَلَاءُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «اتَّقُوا اللَّعْنَتَيْنِ أَوِ اللَّعَّانَيْنِ» . قِيلَ: وَمَا هُمَا؟ قَالَ: «الَّذِي يَتَخَلَّى فِي طَرِيقِ النَّاسِ أَوْ ظِلِّهِمْ» قَالَ أَبُو بَكْرٍ: " وَإِنَّمَا اسْتَدْلَلْتُ عَلَى أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَرَادَ بِقَوْلِهِ: أَوْ ظِلِّهِمُ: الظِّلَّ الَّذِي يَسْتَظِلُّونَ بِهِ إِذَا جَلَسُوا مَجَالِسَهُمْ، بِخَبَرِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ جَعْفَرٍ، «أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ أَحَبَّ مَا اسْتَتَرَ بِهِ فِي حَاجَتِهِ هَدَفًا أَوْ حَائِشَ نَخْلٍ» إِذِ الْهَدَفُ هُوَ الْحَائِطُ، وَالْحَائِشُ مِنَ النَّخْلِ النَّخْلَاتُ الْمُجْتَمِعَاتُ، وَإِنَّمَا سُمِّيَ الْبُسْتَانُ حَائِشًا لِكَثْرَةِ أَشْجَارِهِ، وَلَا يَكَادُ الْهَدَفُ يَكُونُ إِلَّا وَلَهُ ظِلٌّ إِلَّا وَقْتَ اسْتِوَاءِ الشَّمْسِ، فَأَمَّا الْحَائِشُ مِنَ النَّخْلِ فَلَا يَكُونُ وَقْتٌ مِنَ الْأَوْقَاتِ بِالنَّهَارِ إِلَّا وَلَهَا ظِلٌّ، «وَالنَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَدْ كَانَ يَسْتَحِبُّ أَنْ يَسْتَتِرَ الْإِنْسَانُ فِي الْغَائِطِ بِالْهَدَفِ وَالْحَائِشِ وَإِنْ كَانَ لَهُمَا ظِلٌّ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 67: Ali bin Hujr menceritakan kepada kami, Isma’il menceritakan kepada kami, Al Ala' Ibnu Abdurrahman menceritakan kepada kami dari ayahnya dari Abu Hurairah, bahwa Nabi SA W bersabda, “Hindarilah dua laknat —atau dua orang yang terlaknat— " Beliau ditanya, “Siapa mereka itu?” Beliau bersabda, “Orang yang membuang hajat di jalanan atau di tempat orang bernaung.” 168 Abu Bakar berkata, “Aku mengambil dalil bahwa maksud Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dengan sabda beliau, “Atau tempat orang berteduh”, hanya tempat berteduh yang dijadikan orang untuk berlindung ketika mereka berada di tempat duduk-duduk mereka, hal ini berdasarkan hadits Abdullah bin Ja’far, bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam paling menyukai pagar atau anyaman pohon kurma untuk bahan beliau menutup diri saat buang hajat, karena maksud kata al hadaf adalah pagar, sedang kata al ha’isy min al nakhl maksudnya pohon-pohon kurma yang terkumpul. Kebun disebut sebagai ha'isy karena banyaknya pepohonan. Nyaris tidak ada pagar melainkan mempunyai naungan, kecuali waktu matahari tepat lurus berada di atas. Adapun sekumpulan pohon kurma, tidak satupun waktu siang terlewatkan, melainkan kumpulan pohon kurma itu dapat digunakan untuk berteduh. Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam betul-betul menyukai seseorang menutup diri waktu buang air besar dengan pagar dan anyaman pohon kurma, meskipun keduanya bisa dipakai berteduh.”

Pengaturan Membaca

Indonesian

System

Pilih Font Arab

Kfgq Hafs

Pilih Font Terjemahan

Kalpurush

22
17

Pengaturan Umum

Tampilkan Arab

Tampilkan Terjemahan

Tampilkan Referensi

Tampilan Terpisah Hadis


Jadilah Bagian dari Sadaqah Jariyah Ini

Bantu kami menghadirkan aplikasi Islami modern tanpa iklan untuk Umat Muslim. Donasi Anda akan tercatat sebagai Sadaqah Jariyah dalam catatan amal Anda, Insya Allah.

Donasi