Shahih Muslim 4472: Telah menceritakan kepadaku [Al Hasan bin 'Ali Al Hulwani] dan [Abu Bakr bin An Nadhr] dan ['Abad bin Humaid]. 'Abad berkata: Telah menceritakan kepadaku. Sedangkan yang lainnya berkata: Telah menceritakan kepada kami [Ya'qub bin Ibrahim bin Sa'ad]: Telah menceritakan kepadaku [Bapakku] dari [Shalih] dari [Ibnu Syihab]: Telah mengabarkan kepadaku [Muhammad 'Abdur Rahman bin Al Harits bin Hisyam] bahwa ['Aisyah] istri Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, dia berkata: " Pada suatu hari, para istri Rasulullah mengutus Fatimah binti Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam untuk menghadap kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Lalu Fatimah meminta izin kepada Rasulullah, yang ketika itu sedang berbaring bersama saya dengan mengenakan selimut saya, dan beliau pun mempersilahkan Fatimah untuk masuk." Fatimah berkata: "Ya Rasulullah, sesungguhnya para istri engkau telah mengutus saya kepada engkau untuk menuntut keadilan tentang putri Abu Quhafah, Abu Bakar Ash-Shiddiq, dan saya terdiam tidak dapat memberikan jawaban." Aisyah berkata: "Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bertanya kepada Fatimah: 'Hai puteriku, tidakkah kamu menyenangi apa yang aku senangi? ' Fatimah menjawab: "Tentu saja." Rasulullah berkata: "Kalau begitu, maka cintailah wanita ini." Aisyah berkata: "Setelah mendengar jawaban Rasulullah. Fatimah langsung berdiri dan memberitahukan kepada mereka, istri-istri Rasulullah, tentang apa yang dia katakan dan apa yang dikatakan oleh Rasulullah kepadanya." Para istri Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berkata kepadanya: "Hai Fatimah, sebenarnya kami mengutusmu kepada beliau tadi itu tidak memberikan keuntungan apa pun kepada kami. Oleh karena itu, kembalilah kepada ayahmu itu dan katakan kepada beliau: 'Sesungguhnya para istri-istri engkau tengah menuntut keadilan tentang puteri Abu Quhafah." Fatimah berkata: "Demi Allah, saya tidak akan berani mengatakan itu kepada Rasulullah untuk selamanya." Aisyah berkata: "Kemudian para istri Rasulullah bersepakat untuk mengutus Zainab binti Jahsy, salah seorang istri Rasulullah. Aisyah berkata: "Zainab adalah salah seorang istri Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam yang pernah tawar menawar dengan saya mengenai giliran bersama Rasulullah. Dan lagi, menurut hemat saya, tidak ada perempuan lain yang melebihi Zainab dalam kebaikan agamanya, ketakwaannya kepada Allah, kebenaran pembicaraannya, si laturahimnya, banyaknya sedekah, banyaknya amal kebajikan, dan taqarrubnya kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala." Aisyah berkata: 'Kemudian Zainab memohon izin kepada Rasulullah untuk masuk ke dalam rumah, yang pada saat itu Rasulullah sedang bersama Aisyah dengan mengenakan kain selimutnya, sebagaimana keadaan ketika beliau bersama Aisyah pada saat didatangi oleh Fatimah. Lalu Rasulullah mempersilahkan Zainab masuk ke dalam. Setelah itu Zainab pun berkata: 'Ya Rasulullah, sesungguhnya para istri engkau menuntut keadilan tentang puteri Abu Bakar.' Aisyah berkata: "Kemudian Zainab menerjang dan menindih tubuh saya beberapa saat, sementara saya hanya memperhatikan Rasulullah melalui sorot mata beliau, apakah beliau mengizinkan saya untuk balas menerjang Zainab atau tidak?" Aisyah berkata: "Zainab terus menindih saya hingga saya tahu bahwasanya Rasulullah tidak akan marah jika saya membalas serangan Zainab hingga saya menang. Setelah itu, saya pun berhasil menerjang dan menindih Zainab dengan serangan yang lembut." Kemudian Rasulullah tersenyum sambil berkata: "Aisyah memang putri Abu Bakr. Dan telah menceritakannya kepadaku [Muhammad bin 'Abdullah bin Quhzadz]. ['Abdullah bin 'Utsman] berkata: Telah menceritakannya kepadaku dari ['Abdullah bin Al Mubarak] dari [Yunus] dari [Az Zuhri] melalui jalur ini dengan Hadits yang semakna. Hanyasaja didalamnya disebutkan perkataan Aisyah: 'Tatkala saya berhasil mengalahkannya, saya tidak segera menjatuhkannya.'