Al Mustadrak 41: Abu Zakaria Yahya bin Muhammad bin Abdullah Al Anbari menceritakan kepada kami, Abu Abdillah Muhammad bin Ibrahim Al Abdi menceritakan kepada kami, Musa bin Ayyub An- Nashabi menceritakan kepada kami. Abu Bakar Ahmad bin Ishaq Al Faqih menceritakan kepada kami, Muhammad bin Ahmad Al Walid Al Karabisi mengabarkan kepada kami, Shafwan bin Shalih Ad-Dimasyqi menceritakan kepada kami, keduanya berkata: Al Walid bin Muslim menceritakan kepada kami, Syu'aib bin Abu Hamzah menceritakan kepada kami dari Abu Az-Zinad, dari Al A'raj, dari Abu Hurairah, dia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Sesungguhnya Allah memiliki 99 nama, seratus kurang satu. Barangsiapa menghapalnya maka akan masuk surga. Sesungguhnya Dia ganjil dan menyukai yang ganjil. (Dialah Allah) yang tidak ada tuhan selain Dia, Ar-Rahman (Yang Maha Pemurah), Ar-Rahim (Yang Maha Penyayang), Al Malik (Maha Raja), Al Quddus (Maha Suci), As-Salam (Maha Sejahtera), Al Mu min (Yang Maha Tepercaya), Al Muhaimin (Yang Maha Memelihara), Al Aziz (Yang Maha Perkasa), Al Jabbar (Yang Kehendak-Nya tidak dapat diingkari), Al Mutakabbir (Yang Memiliki segala keagungan), Al Khaliq (Maha Pencipta), Al Bari' (Yang Mengadakan dari tiada), Al Mushawwir (Yang Membentuk Rupa), Al Ghaffar (Yang Maha Pengampun), Al Qahhar (Yang Maha Mengalahkan), Al Wahhab (Maha Pemberi), Ar-Razzaq (Yang Maha Pemberi rezeki), Al Fattah (Yang Maha Pembuka [hati]), Al Alim (Yang Maha Mengetahui), Al Qabidh (Yang Maha Mengendalikan), Al Basith (Yang Maha Melapangkan), Al Khafidh (Yang Merendahkan), Ar-Rafi' (Yang Meninggikan), Al Mu'iz (Yang Maha Terhormat), Al Mudzil (Yang Maha Menghinakan), As-Sami' (Yang Maha Mendengar), Al Bashir (Yang Maha Melihat), Al Hakam (Yang Memutuskan Hukum), Al Adi (Yang Maha Adil), Al-Lathif (Yang Maha Lembut), Al Khabir (Yang Maha Mengetahui), Al Halim (Yang Maha Penyantun), Al Azhim (Yang Maha Agung), Al Ghafur (Yang Maha Pengampun), Asy-Syakur (Yang Menerima Syukur), Al Ali (Yang Maha Tinggi), Al Kabir (Yang Maha Besar), Al Hafizh (Yang Maha Menjaga), Al Mughits (Yang Maha Memberi Pertolongan —dalam haditsnya Shafwan berkata: Al Muqit (Yang Maha Memelihara), dan pendapat ini juga dikatakan oleh Abu Bakar Muhammad bin Ishaq dalam Mukhtashar Ash-Shahih—, Al Hasib (Yang Maha Membuat Perhitungan), Al Jalil (Yang Maha Luhur), Al Karim (Yang Maha Mulia), Ar-Raqib (Yang Maha Mengawasi), Al Mujib (Yang Maha Mengabulkan), Al Wasi' (Yang Maha Luas), Al Hakim (Yang Maha Bijaksana), Al Wadud (Yang M Maha Mengasihi), Al Majid (Yang Maha Mulia), Al Ba'its (Yang Membangkitkan), Asy-Syahid (Yang Maha Menyaksikan), Al Haq (Yang Maha Benar), Al Wakil (Yang Maha Memelihara), Al Qawiyy (Yang Maha Kuat), Al Matiin (Yang Maha Kokoh), Al Wali (Yang Maha Melindungi), Al Hamid (Yang Maha Terpuji), Al Muhshi (Yang Maha Menghitung), Al Mubdi' (Yang Maha Memulai), Al Mu'id (Yang Maha Mengembalikan), Al Muhyi (Yang Maha Menghidupkan), Al Mumit (Yang Maha Mematikan), Al Hayyu (Yang Maha Hidup), Al Qayyuum (Yang Maha Mandiri), Al Wajid (Yang Maha Menemukan), Al Majid (Yang Maha Mulia), Al Wahid (Yang Maha Tunggal), Ash-Shamad (Yang Maha Dibutuhkan), Al Qadir (Yang Maha Kuat), Al Muqtadir (Yang Maha Berkuasa), Al Muqaddim (Yang Maha Mendahulukan), Al Muakhkhir (Yang Maha Mengakhirkan), Al Awwal (Yang Maha Permulaan), Al Akhir (Yang Maha Akhir), Azh- Zhahir (Yang Maha Nyata), Al Bathin (Yang Maha Gaib), Al Wali (Yang Maha Memerintah), Al Muta'ali (Yang Maha Tinggi), Al Barr (Yang Maha Dermawan), At-Tawwab (Yang Maha Penerima Tobat), Al Muntaqim (Yang Maha Penyiksa), Al Afuwwu (Yang Maha Pemaaf), Ar-Rauf (Yang Maha Pengasih), Malik Al Mulk (Yang Mempunyai Kerajaan), Dzu Al Jalal wa Al Ikram (Yang Maha Memiliki Kebesaran serta Kemuliaan), Al Muqsith (Yang Maha Adil), Al Jami' (Yang Maha Pengumpul), Al Ghaniyy (Yang Maha Kaya), Al Mughni (Yang Maha Mencukupi), Al Mani' (Yang Maha Mencegah), Adh-Dharr (Yang Maha Memberi Derita), An-Nafi' (Yang Maha Memberi Manfaat), An-Nur (Yang Maha Bercahaya), Al Hadi (Yang Maha Memberi Petunjuk), Al Badi' (Yang Maha Pencipta), Al Baqi (Yang Maha Kekal), Al Warits (Yang Maha Mewarisi), Ar-Rasyid (Yang Maha Pandai), dan Ash-Shabur (Yang Maha Sabar) " Hadits ini diriwayatkan oleh Al Bukhari dan Muslim dalam Ash-Shahihain dengan sanad-sanad yang shahih tanpa menyebutkan nama-nama (Allah) di dalamnya. Illat-nya menurut keduanya adalah karena Al Walid bin Muslim menyendiri dalam memaparkannya secara panjang lebar. Dia menyebutkan nama-nama Allah, sementara yang lain tidak menyebutkannya. Tapi ini bukan merupakan Illat, karena aku tidak mengetahui ada perselisihan di kalangan Imam hadits bahwa Al Walid bin Muslim lebih tsiqah dan lebih hafizh, serta lebih alim dan lebih mulia, daripada Abu Al Yaman, Bisyr bin Syu'aib, Ali bin Ayyasy, dan teman-teman Syu'aib lainnya. Kemudian kami menelitinya (lagi), dan kami temukan bahwa hadits ini diriwayatkan (juga) oleh Abdul Aziz bin Al Hashin dari Ayyub As-Sakhtiyani dan Hisyam bin Hassan, yang sama-sama meriwayatkan dari Muhammad bin Sirin, dari Abu Hurairah, dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, dengan redaksinya yang panjang.