سنن الدارقطني ٣٤٧٢: نا أَبُو بَكْرٍ النَّيْسَابُورِيُّ , نا مُحَمَّدُ بْنُ إِسْحَاقَ , نا أَصْبَغُ بْنُ الْفَرَجِ , أَخْبَرَنِي ابْنُ وَهْبٍ , عَنْ يُونُسَ , أَخْبَرَهُ عَنِ ابْنِ شِهَابٍ , أَخْبَرَهُ عَنْ عُرْوَةَ بْنِ الزُّبَيْرِ أَنَّ عَائِشَةَ أَخْبَرَتْهُ , أَنَّ النِّكَاحَ كَانَ فِي الْجَاهِلِيَّةِ عَلَى أَرْبَعَةِ أَنْحَاءٍ , وَذَكَرَ الْحَدِيثَ نَحْوَهُ. قَالَ مُحَمَّدُ بْنُ إِسْحَاقَ: لَمْ يَرْوِهِ إِلَّا ابْنُ وَهْبٍ , زَعَمُوا أَنَّ يَحْيَى بْنَ مَعِينٍ حِينَ حَدَّثَهُ بِهِ أَصْبَغُ بَرَكَ مِنَ الْفَرَحِ , وَقَالَ أَصْبَغُ فِي حَدِيثِهِ: «أَرْسِلِي إِلَى فُلَانٍ فَاسْتَبْضِعِي مِنْهُ وَيَعْتَزِلُهَا زَوْجُهَا وَلَا يَمَسُّهَا أَبَدًا حَتَّى يَتَبَيَّنَ حَمْلُهَا مِنْ ذَلِكَ الرَّجُلُ الَّذِي تَسْتَبْضِعُ مِنْهُ , فَإِذَا تَبَيَّنَ حَمْلُهَا أَصَابَهَا زَوْجُهَا إِذَا أَحَبَّ , وَإِنَّمَا يَصْنَعُ ذَلِكَ رَغْبَةً فِي نَجَابَةِ الْوَلَدِ , فَكَانَ هَذَا النِّكَاحُ يُسَمَّى نِكَاحَ الِاسْتِبْضَاعِ» , وَقَالَ الصَّاغَانِيُّ: وَقَدْ رَوَاهُ غَيْرُ أَصْبَغَ , نا عُثْمَانُ بْنُ صَالِحٍ , نا ابْنُ وَهْبٍ , عَنْ يُونُسَ بِهَذَا الْإِسْنَادِ , إِلَّا أَنَّهُ قَالَ: «أَرْسِلِي إِلَى فُلَانٍ وَاسْتَرْضِعِي مِنْهُ , وَاعْتَزَلَهَا زَوْجُهَا لَا يَمَسُّهَا أَبَدًا حَتَّى يَسْتَبِينَ حَمْلُهَا مِنْ ذَلِكَ الرَّجُلِ الَّذِي تَسْتَرْضِعُ مِنْهُ , وَكَانَ هَذَا يُسَمَّى نِكَاحَ الِاسْتِبْضَاعِ» , قَالَ مُحَمَّدُ بْنُ إِسْحَاقَ: وَهُوَ الصَّوَابُ , وَقَالَ: " فَلَمَّا بَعَثَ اللَّهُ مُحَمَّدًا صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِالْحَقِّ هَدَمَ نِكَاحَ الْجَاهِلِيَّةِ
Sunan Daruquthni 3472: Abu Bakar An-Naisaburi menceritakan kepada kami, Muhammad bin Ishaq menceritakan kepada kami, Ashbagh bin Al Faraj menceritakan kepada kami, Ibnu Wahab menceritakan kepadaku, dari Yunus, dia mengabarkan kepadanya, dari Ibnu Syihab, dia mengabarkan kepadanya, dari Urwah bin Az-Zubair bahwa Aisyah mengabarkan kepadanya bahwa nikah pada masa jahiliyah itu ada empat macam. Selanjutnya dia menyebutkan redaksi hadits yang sama. Muhammad bin Ishaq berkata, "Hanya Ibnu Wahab yang meriwayatkan hadits ini. Mereka menyangka bahwa Yahya bin Ma'in ketika disampaikan hadits ini kepadanya oleh Ashbagh berlutut karena gembira. Dalam riwayat Ashbagh disebutkan dengan redaksi, "Pergilah ke Fulan dan mintalah disetubuhi olehnya." Setelah itu suaminya menjauhinya dan tidak pernah menyentuhnya sampai terbukti dirinya hamil dari lelaki yang menyetubuhinya tadi. Jika ia telah terbukti hamil barulah suaminya menggaulinya kembali bila mau. Hal itu dilakukan agar mendapat keturunan,- maka dari itu nikah tersebut disebut nikah istibdha'. Ash-Shaghani berkata: Selain Ashbagh, Utsman bin Shalih juga meriwayatkan hadits ini, dia menceritakan kepada kami, Ibnu Wahab menceritakan kepada kami dari Yunus dengan sanad yang sama. Hanya saja bunyi- redaksinya, "Pergilah ke Fulan dan mintalah persusuan darinya." Kemudian suaminya menjauhinya tidak menyentuhnya sedikit pun sampai jelas kehamilannya dari lelaki tadi. Ini disebut nikah istibdha'. Muhammad bin Ishaq berkata, "Inilah yang benar", dan ia berkata, "Tatkala Allah mengutus Muhammad SAW membawa kebenaran, maka nikah jahiliyah ini pun dihancurkan."