سنن الدارقطني ٤٦٤١: حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ صَاعِدٍ , نا عَبْدُ الْجَبَّارِ بْنُ الْعَلَاءِ , نا مَرْوَانُ بْنُ مُعَاوِيَةَ , نا إِسْمَاعِيلُ , عَنْ قَيْسٍ , عَنْ عُتْبَةَ بْنِ فَرْقَدٍ , قَالَ: حَمَلْتُ سِلَالًا مِنْ خَبِيصٍ إِلَى عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ فَلَمَّا وَضَعْتُهُنَّ بَيْنَ يَدَيْهِ فَتْحَ بَعْضَهُنَّ , فَقَالَ: «يَا عُتْبَةُ , كُلُّ الْمُسْلِمِينَ يَجِدُ مِثْلَ هَذَا؟» , قُلْتُ: يَا أَمِيرَ الْمُؤْمِنِينَ هَذَا شَيْءٌ يَخْتَصُّ بِهِ الْأُمَرَاءُ , قَالَ: «ارْفَعْهُ لَا حَاجَةَ لِي فِيهِ» , قَالَ: فَبَيْنَا أَنَا عِنْدَهُ إِذْ دَعَا بِغِذَائِهِ فَأُتِيَ بِلَحْمٍ غَلِيظٍ وَبِخُبْزٍ خَشِنٍ فَجَعَلْتُ أَهْوَى إِلَى الْبَضْعَةِ أَحْسَبُهَا سَنَامًا فَإِذَا هِيَ عِلْبَاءُ الْعَنَقِ , فَأَلُوكُهَا فَإِذَا غَفَلَ عَنِّي جَعَلْتُهَا بَيْنِي وَبَيْنَ الْخِوَانِ , ثُمَّ دَعَا بِنَبِيذٍ لَهُ قَدْ كَادَ أَنْ يَصِيرَ خَلًّا فَمَزَجَهُ حَتَّى إِذَا أَمْكَنَ شَرِبَ وَسَقَانِي , ثُمَّ قَالَ: «يَا عُتْبَةُ إِنَّا نَنْحَرُ كُلَّ يَوْمٍ جَزُورًا , فَأَمَّا وَرِكُهَا وَأَطَايِبُهَا فَلِمَنْ حَضَرْنَا مِنْ أَهْلِ الْآفَاقِ وَالْمُسْلِمِينَ , وَأَمَّا عُنُقُهَا فَلَنَا نَأْكُلُ مِنْ هَذَا اللَّحْمَ الْغَلِيظَ الَّذِي رَأَيْتَ وَنَشْرَبُ عَلَيْهِ مِنْ هَذَا النَّبِيذِ يَقْطَعُهُ فِي بُطُونِنَا»
Sunan Daruquthni 4641: Yahya bin Sha'id menceritakan kepada kami, Abdul Jabbar bin Al Ala" menceritakan kepada kami, Marwan bin Mu'awiyah menceritakan kepada kami, Ismail menceritakan kepada kami dari Qais, dari Utbah bin Farqad, dia berkata, "Aku membawa sejumlah keranjang bertangkai kepada Umar bin Khaththab, setelah aku meletakkannya di hadapannya, dia membuka sebagiannya, lalu berkata, 'Wahai Utbah, semua kaum muslimin bisa mendapat yang seperti ini?' Aku berkata, 'Wahai Amirul Mukminin, ini sesuatu yang khusus digunakan oleh para pemimpin.' Umar berkata, 'Angkatlah, aku tidak memerlukannya.' Ketika aku masih di tempatnya, Umar minta diambilkan makan siangnya, lalu dibawakan daging tebal dan roti hangat, lalu aku merogoh pada suatu potongan yang aku kira punuk, ternyata itu adalah potongan leher, lalu aku mengemutnya. Ketika dia tidak memperhatikanku, aku meletakkannya di antara aku dan meja makan. Kemudian dia minta diambilkan rendaman sari buahnya yang ternyata sudah hampir menjadi cuka. Dia lalu mencampurnya sehingga memungkinkan untuk diminum lantas ia pun meminum(nya), kemudian memberiku minuman itu, lalu berkata, 'Wahai Utbah, sesungguhnya kami menyembelih seekor unta setiap hari. Pinggul dan daging yang enak itu diperuntukkan bagi yang datang kepada kami dari warga luar dan kaum muslimin, sedangkan lehernya untuk kami. Kami memakan daging tebal yang engkau lihat ini disertai minum rendaman sari buah ini untuk menghancurkannya di dalam perut kami."