HADITH.One

Indonesian

Support
hadith book logo

Sunan Daruquthni

2. Haidl

سنن الدارقطني

/69 Chapter: Mengusap Khuff Tanpa Batasan Waktu
بَابُ مَا فِي الْمَسْحِ عَلَى الْخُفَّيْنِ مِنْ غَيْرِ تَوْقِيتٍ

808

Grade Albani:Isnadnya lemah lagi terputus: HR. Ibnu Abi Syaibah (1/125-126); Abu Ya'la (4799); Ath-Thahawi di dalam Syarh Al Ma'ani (1/102); Abu Daud (298); Dikeluarkan juga oleh Ibnu Majah (624); Ahmad (6/42) dari Al A'masy; Al Baihaqi (1/344) dari jalur pengarang. Semuanya -kecuali Abu Daud-menyebutkan redaksi 'wa in qathara (walaupun -darah- menetes)' Saya katakan: Habib bin Abu Tsabit tsiqah, seorang ahli fikih kenamaan, namun sering meriwayatkan secara mursal dan mentadlis. At-Taqrib (1087). Ats-Tsauri memastikan bahwa ia tidak mendengar dari Urwah.
سنن الدارقطني ٨٠٨: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ مُوسَى بْنِ سَهْلٍ الْبَرْبَهَارِيُّ , ثنا مُحَمَّدُ بْنُ مُعَاوِيَةَ بْنِ مَالَجَ , نا عَلِيُّ بْنُ هَاشِمٍ , عَنِ الْأَعْمَشِ , عَنْ حَبِيبٍ , عَنْ عُرْوَةَ , عَنْ عَائِشَةَ , قَالَتْ: أَتَتْ فَاطِمَةُ بِنْتُ أَبِي حُبَيْشٍ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَتْ: يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنِّي اسْتُحِضْتُ فَمَا أَطْهُرُ , فَقَالَ: «ذَرِي الصَّلَاةَ أَيَّامَ حَيْضَتِكِ , ثُمَّ اغْتَسِلِي وَتَوَضَّئِي عِنْدَ كُلِّ صَلَاةٍ وَإِنْ قَطَرَ الدَّمُ عَلَى الْحَصِيرِ». تَابَعَهُ وَكِيعٌ , وَالْحَرْبِيُّ , وَقُرَّةُ بْنُ عِيسَى , وَمُحَمَّدُ بْنُ رَبِيعَةَ , وَسَعِيدُ بْنُ مُحَمَّدٍ الْوَرَّاقُ , وَابْنُ نُمَيْرٍ عَنِ الْأَعْمَشِ فَرَفَعُوهُ. وَوَقَفَهُ حَفْصُ بْنُ غِيَاثٍ , وَأَبُو أُسَامَةَ , وَأَسْبَاطُ بْنُ مُحَمَّدٍ وَهُمْ أَثْبَاتٌ
Sunan Daruquthni 808: Muhammad bin Musa bin Sahl Al Barbahari menceritakan kepada kami, Muhammad bin Mu'-awiyah bin Malij menceritakan kepada kami, Ali bin Hasyim mengabarkan kepada kami, dari Al A'masy, dari Habib, dari Urwah, dari Aisyah, ia mengatakan, "Fathimah binti Abu Hubaisy mendatangi Nabi SAW lalu berkata, 'Wahai Rasulullah, aku mengalami istihadahah sehingga tidak peniah suci.' Beliau bersabda, ' Tinggalkanlah shalat selama masa haidnya, kemudian mandilah dan berwudhulah untuk setiap shalat walaupun darah menetes di atas tikar" Waki', Al Khuraibi, Qun‘ah bin Isa, Muhammad bin Rabi'ah, Sa'id bin Muhammad Al Warraq dan Ibnu Numair menguatkannya dari Al A'masy, mereka memarfukannya. Sementara Hafsh bin Ghiyats, Abu Usamah dan Asbath bin Muhammad, menganggapnya mauquf mereka semua tsiqah.

Pengaturan Membaca

Indonesian

System

Pilih Font Arab

Kfgq Hafs

Pilih Font Terjemahan

Kalpurush

22
17

Pengaturan Umum

Tampilkan Arab

Tampilkan Terjemahan

Tampilkan Referensi

Tampilan Terpisah Hadis


Jadilah Bagian dari Sadaqah Jariyah Ini

Bantu kami menghadirkan aplikasi Islami modern tanpa iklan untuk Umat Muslim. Donasi Anda akan tercatat sebagai Sadaqah Jariyah dalam catatan amal Anda, Insya Allah.

Donasi