سنن الدارقطني ٨٣٥: حَدَّثَنَا أَبُو عَمْرٍو عُثْمَانُ بْنُ أَحْمَدَ بْنِ السَّمَّاكِ , ثنا إِبْرَاهِيمُ بْنُ الْهَيْثَمِ الْبَلَدِيُّ , ثنا إِبْرَاهِيمُ بْنُ مَهْدِيٍّ الْمِصِّيصِيُّ , ثنا حَسَّانُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ الْكَرْمَانِيُّ , ثنا عَبْدُ الْمَلِكِ , سَمِعْتُ الْعَلَاءَ , قَالَ: سَمِعْتُ مَكْحُولًا , يُحَدِّثُ عَنْ أَبِي أُمَامَةَ , قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «أَقَلُّ مَا يَكُونُ مِنَ الْحَيْضِ لِلْجَارِيَةِ الْبِكْرِ وَالثَّيِّبِ ثَلَاثٌ , وَأَكْثَرُ مَا يَكُونُ مِنَ الْمَحِيضِ عَشَرَةُ أَيَّامٍ , فَإِذَا رَأَتِ الدَّمَ أَكْثَرَ مِنْ عَشَرَةِ أَيَّامٍ فَهِيَ مُسْتَحَاضَةٌ تَقْضِي مَا زَادَ عَلَى أَيَّامِ أَقْرَائِهَا , وَدَمُ الْحَيْضِ لَا يَكُونُ إِلَّا دَمًا أَسْوَدَ عَبِيطًا تَعْلُوهُ حُمْرَةٌ , وَدَمُ الْمُسْتَحَاضَةِ رَقِيقٌ تَعْلُوهُ صُفْرَةٌ , فَإِنْ كَثُرَ عَلَيْهَا فِي الصَّلَاةِ فَلْتَحْتَشِي كُرْسُفًا فَإِنْ ظَهْرَ الدَّمُ عَلَتْهَا بِأُخْرَى , فَإِنْ هُوَ غَلَبَهَا فِي الصَّلَاةِ فَلَا تَقْطَعِ الصَّلَاةَ وَإِنْ قَطَرَ , وَيَأْتِيهَا زَوْجُهَا وَتَصُومُ». وَعَبْدُ الْمَلِكِ هَذَا رَجُلٌ مَجْهُولٌ وَالْعَلَاءُ هُوَ ابْنُ كَثِيرٍ وَهُوَ ضَعِيفُ الْحَدِيثِ وَمَكْحُولٌ لَمْ يَسْمَعْ مِنْ أَبِي أُمَامَةَ شَيْئًا
Sunan Daruquthni 835: Abu Amr Utsman bin Ahmad bin As-Sammak menceritakan kepada kami, Ibrahim bin Al Haitsam Al Baladi menceritakan kepada kami, Ibrahim bin Mahdi Al Mishshishi menceritakan kepada kami, Hassan bin Ibrahim Al Kirmani menceritakan kepada kami, Abdul Malik menceritakan kepada kami: Aku mendengar Al 'Ala' mengatakan: Aku mendengar Makhul menyampaikan hadits dari Abu Umamah, ia mengatakan, "Rasulullah SAW bersabda, 'Masa haid paling sedikit yang dialami oleh gadis perawan dan wanita janda adalah tiga hari, dan masa haid paling lama adalah sepuluh hari. Bila wanita melihat darah lebih dari sepuluh hari, berarti ia mustahadhah, ia harus mengqadha (shalat yang ditinggalkan) pada masa yang melebihi hari-hari haidnya. Darah haid itu hanya berupa darah hitam gelap kemerah-merahan, sedangkan darah istihadhah agak pucat kekuning-kuningan. Jika terjadi pendarahan yang banyak ketika shalat, hendaklah menggunakan kapas, jika darah masih juga keluar, hendaknya menggunakan cara lainnya. jika masih juga keluar ketika shalat, maka hendaknya tidak memutuskan shalat walaupun darahnya menetes. Dan suaminya boleh menggaulinya, dan ia pun harus berpuasa (pada suci wajib puasa)." Abdul Malik di sini adalah seorang yang majhul (tidak diketahui kredibilitasnya), sedangkan Al 'Ala' adalah Ibnu Katsir, ia lemah dalam periwayatan hadits, sementara Makhul sebenarnya tidak pernah mendengar apa pun dari Abu Umamah.