Shahih Ibnu Hibban 1858: Abu Ya’la mengabarkan kepada kami, dia berkata: Abu Khaitsamah menceritakan kepada kami, dia berkata: Husyaim menceritakan kepada kami, dia berkata: Manshur bin Zadzan menceritakan kepada kami dari Al Walid bin Mualim, dari Abu Ash Shiddiq, dari Abu Sa’id Al Khudri, dia berkata, “Kami pernah mengukur lama berdirinya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dalam shaiat Zhuhur dan Ashar. Setelah kami ukur, ternyata lama berdirinya beliau pada dua rakaat pertama sekitar lamanya membaca tiga puluh ayat- Dan kami juga mengukur lama berdirinya beliau pada dua rakaat terakhir, yaitu sekitar lamanya membaca separuhnya. Kami juga mengukur lama berdirinya beliau pada dua rakaat pertama shalat Asar, yaitu sekitar lamanya membaca pada dua rakaat terakhir shalat Zuhur, Dan kami mengukur lama berdirinya beliau pada dua rakaat terakhir shalat Ashar, yaitu seperti lamanya membaca separuhnya.“ 202 [4:1] Abu Hatim RA berkata, “Perkataan Abu Sa’id, ’Setelah kami ukur, ternyata lama berdirinya beliau pada dua rakaat pertama yaitu sekitar lamanya membaca tiga puluh ayat’ secara zhahir bertentangan dengan perkataan Abu Qatadah, ’Beliau memperlama rakaat pertama dan memperpendek rakaat kedua'. Padahal sebenarnya tidak demikian, karena pada rakaat pertama Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam membaca tiga puluh ayat secara tartil, perlahan-lahan, dan berulang-ulang. Sedangkan pada rakaat kedua beliau membaca seperti bacaan pada rakaat pertama tanpa tartil, perlahan-lahan, dan berulang-ulang. Jadi, dua bacaannya sama, tapi yang pertama lebih lama dari yang kedua."