Shahih Ibnu Hibban 1859: Abdullah bin Muhammad Al Azdi mengabarkan kepada kami, Ishaq bin Ibrahim menceritakan kepada kami, dia berkata: Jarir bin Abdul Hamid mengabarkan kepada kami, dia beikata: Abdul Malik bin Umair menceritakan kepada kami dari Jabir bin Samurah, dia berkata: Ketika aku sedang duduk bersama Umar bin Khattab RA, datanglah serombongan orang dari Kufah untuk mengadukan Sa’d, bahwa Sa'd tidak benar shalatnya. Umar lalu berkata, “Sepengetahuanku, dia shalatnya benar.” Dia (Umar) lalu memanggilnya (Sa’d), lalu Sa’d menjelaskan kepadanya, “Shalatku adalah shalat yang pernah dilakukan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, dan aku telah mengimami mereka dengan shalat tersebut. Pada dua rakaat pertama aku memperlama bacaan dan pada dua rakaat terakhir aku mempercepat." Umar berkata, “Itulah dugaan kami terhadapmu, wahai Abu Ishaq.” Umar lalu mengutus seseorang bersamanya (Sa'd) kepada yang akan menanyakan tentang perihalnya (Sa'd) di Kufah. Orang tersebut lalu berkeliling di masjid-masjid Kufah, dan tidak ada yang berkomentar tentang Sa'd kecuali komentar yang baik. Hingga akhirnya dia tiba di masjid bani Abas, dan di sana dia bertemu seorang laki-laki bernama Abu Sa’dah. Laki-laki tersebut berkata, “Dia adalah orang yang tidak ikut bersama sariyyah (detasemen militer), tidak berlaku dengan adil, dan tidak adil dalam menjatuhkan hukuman." Mendengar itu Sa'd pun marah, dia berkata, “Ya Allah, jika dia berdusta maka panjangkanlah umurnya, perberatlah kemiskinannya, dan timpakanlah bencana-bencana kepadanya.” Jarir berkata, ”Ibnu Umair menduga dia pernah melihatnya (Abu Sa’dah) dalam kondisi kedua alisnya rontok karena sangat miskinnya. Dia banyak mengalami bencana dan tidak memiliki apa-apa. Bila dia ditanya, 'Bagaimana kabarmu, wahai Abu Sa’dah?' dia menjawab, 'Aku adalah orang tua yang terkena bencana serta kutukan doa Sa’d'."203 [4:1]