Shahih Ibnu Hibban 887: Al Hasan bin Sufyan mengabarkan kepada kami, ia berkata: Qutaibah bin Sa’id menceritakan kepada kami, ia berkata: Abdurrahman bin Abu Al Mawal menceritakan kepada kami, ia berkata: Muhammad bin Al Munkadiri menceritakan kepada kami, dari Jabir bin Abdullah berkata, “Rasulullah biasa mengajari kami istikharah dalam berbagai perkara, sebagaimana beliau mengajari kami surah dalam Al Qur'an.” Beliau bersabda, “Apabila salah seorang di antara kalian berkeinginan melakukan suatu urusan, maka hendaknya ia shalat dua rakaat selain shalat fardhu (shalat sunnah). Kemudian mengucapkan: "Allaahumma innii astakhiiruka bi’ilmika, waastaqdiruka biqudratika, wa as’aluka min fadhlika al azhiim, fainnaka taqdiru wa laa aqdiru, wata’lamu walaa a’lamu wa anta ‘allaamul ghuyuub. Allaahumma fain kunta haadzal amra khairaan lii fii diinii wa ma‘aasyii wa ‘aaqibati amrii, faqaddirhu lii wa yassirhu lii wa baarik fiihi, wa in kaana syarran lii fii diinii wa ma’aadii wa ma ’aasyii wa 'aaqibati amrii, fashrifhu 'annii, washrifnii 'anhu, wa qaddir lii al khaira haitsu kaana, wa radhdhiinii bihi (Ya Allah sesungguhnya aku memohon pilihan dari-Mu dengan ilmu-Mu, memohon ketetapan dari-Mu dengan kekuatan-Mu, dan aku meminta kepada-Mu dari karunia-Mu yang agung. Sesungguhnya Engkau berkuasa dan aku tidak kuasa, Engkau mengetahui dan aku tidak mengetahui, dan Engkau Maha mengetahui perkara yang ghaib. Ya Allah, jika Engkau mengetahui bahwa urusan ini - disebut yang jelas urusannya itu- baik bagiku dalam perkara dunia dan kehidupanku serta akhir daripada urusanku, maka tetapkanlah ia untukku dan mudahkanlah ia bagiku, kemudia berkahilah aku padanya. Jika Engkau mengetahui bahwa urusan ini buruk bagiku dalam perkara dunia dan kehidupanku serta akhir daripada urusanku, maka palingkanlah ia dariku dan palingkan aku darinya. Dan tetapkanlah untukku kebaikan di mana saja. Kemudian jadikanlah aku ridha padanya)45 [1:104]