Shahih Ibnu Hibban 886: Al Husain bin Idris Al Anshari mengabarkan kepada kami, ia berkata: Hamzah bin Thalabah menceritakan kepada kami, ia berkata: Ibnu Abu Fudaik menceritakan kepada kami, ia berkata: Abu Al Mufadhdhal bin Al ‘Ala’ Ibn Abdurrahman, dari ayahnya, dari kakeknya, dari Abu Hurairah, ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Apabila salah seorang dari kalian berkehendak mengerjakan suatu perkara, maka hendaknya ia membaca: Allaahumma innii astakhiiruka bi ’ilmika, wa astaqdiruka biqudratika, wa as ‘aluka min fadhlikal ‘azhiim, fainnaka taqdiru wa laa aqdiru, wa ta ’lamu wa laa a’lamu, wa anta ‘allaamul ghuyuub. Allaahumma in kaana “kadzaa wa kadzaa ” khairaan lii fii diinii, wa khairaan lii fii ma’iisyatii, wa khairaan lii ‘aaqibati amrii, faqdurhu lii wa baarik lii fiihi, wa in kaana ghairu dzaalika khairan lii, faqdurhu lii al-khaira haitsu maa kaana, wa radhdhinii biqadarika (Ya Allah sesungguhnya aku memohon pilihan kepada-Mu dengan Ilmu (pengetahuan)-Mu, dan aku memohon ketentuan-Mu dengan Kekuasaan-Mu, dan aku memohon kepada-Mu dari keutamaan-Mu yang agung, sesungguhnya Engkau Maha Mampu sedangkan aku tidak mampu, dan Engkau Maha Mengetahui sedangkan aku tidak mengetahui, serta Engkau adalah Zat yang Maha mengetahui hal-hal yang ghaib. Ya Allah apabila perkara ini baik untukku pada agamaku, pada kehidupanku, dan pada hasil perkaraku ini, maka takdirkanlah itu untukku dan berilah keberkahan untukku di dalamnya. Dan apabila bukan perkara itu yang baik untukku, maka taqdirkanlah kepadaku kebaikan sekiranya ia berada, dan berilah keridhaan untukku dengan kekuasaan-Mu” 44 [1:4] Abu Hatim RA berkata, “Abu Al Mufadhdhal namanya adalah Syiblu bin Al ‘Ala’ bin Abdurrahman. Haditsnya merupakan hadits yang lurus (baik).”