Al Mustadrak 357: Abu Bakar Ismail bin Muhammad bin Ismail Adh-Dharir menceritakan kepada kami di Rayy, Abu Hatim Muhammad bin Idris menceritakan kepada kami, Abdullah bin Shalih menceritakan kepada kami, Al-Laits bin Sa'ad menceritakan kepada kami. Abu Qutaibah Salam bin Al Fadl Al Adami mengabarkan kepada kami di Makkah, Abdullah bin Muhammad bin Najiyah menceritakan kepada kami, Abdah bin Abdullah Al Khuza'i menceritakan kepada kami, Zaid bin Hubab menceritakan kepada kami, Laits bin Sa'ad Al Mishri menceritakan kepada kami, Khalid bin Yazid menceritakan kepadaku dari Abdul Wahid bin Qais, dan Abdullah bin Amr, dia berkata: Orang-orang Quraisy berkata kepadaku, “Kamu menulis dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, padahal beliau hanya manusia biasa yang bisa marah sebagaimana marahnya manusia pada umumnya?” Aku pun mendatangi Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, lalu berkata, “Wahai Rasulullah, orang-orang Quraisy mengatakan bahwa kami menulis dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, padahal beliau hanya manusia biasa yang bisa marah sebagaimana marahnya manusia pada umumnya.” Beliau lalu mengisyaratkan dengan kedua bibirnya kepadaku seraya bersabda, “Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, tidak ada yang keluar dari keduanya kecuali yang benar, maka tulislah!" Sanad hadits ini shahih, dan merupakan dalil pokok tentang bolehnya meriwayatkan hadits dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, tapi Al Bukhari dan Muslim tidak meriwayatkannya. Al Bukhari dan Muslim sama-sama berhujjah dengan seluruh periwayatnya kecuali Abdul Wahid bin Qais. Dia seorang syaikh negeri Syam. Putranya bernama Umar bin Abdul Wahid Ad-Dimasyqi, salah seorang Imam hadits. Abdul Wahid bin Qais meriwayatkan dari segolongan sahabat, diantaranya Abu Hurairah, Abu Umamah Al Bahili, dan Watsilah bin Al Asqa' . Al Auza'i juga meriwayatkan beberapa hadits darinya. Hadits ini memiliki syahid yang diriwayatkan secara ringkas oleh Al Bukhari dan Muslim dari Hammam bin Munabbih, dari Abu Hurairah, dia berkata, “Tidak ada sahabat Nabi yang haditsnya lebih banyak dariku kecuali Abdullah bin Amr, dia menulis sedangkan aku tidak menulisnya.” Hadits ini diriwayatkun pula dart Amr bin Dinar, dari Wahab bin Muntibbih, dari saudaranya Hammam, dari Abu llurairah, dengan redaksi yang serupa. Sedangkan hadits Abdul Wahid bin Qais yang diriwayatkan dari Abdullah bin Amr telah aku temukan syahid-nya, yaitu hadits Amr bin Syu'aib. Aku pernah mendengar Abu Al Walid Hassan bin Muhammad Al Faqih berkata: Aku mendengar Al Hasan bin Sufyan berkata: Aku mendengar Ishaq bin Ibrahim Al Hanzhali berkata, “Jika periwayat dari Amr bin Syu'aib adalah periwayat tsiqah, maka dia seperti riwayat Ayyub dari Nafi', dari Ibnu Umar.” Syahid hadits ini adalah: