Al Mustadrak 363: Abdullah bin Al Husain Al Qadhi menceritakan kepadaku di Marwa, Al Harits bin Muhammad menceritakan kepada kami, Yazid bin Harun menceritakan kepada kami, Jarir bin Hazim memberitakan (kepada kami) dari Ya'la bin Hakim, dari Ikrimah, dari Ibnu Abbas, dia berkata: Ketika Rasulullah wafat, aku berkata kepada seorang laki-laki Anshar, “Kemarilah, mari kita bertanya kepada para sahabat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, karena saat ini mereka masih banyak.” Dia lalu berkata, “Sungguh aneh engkau, wahai Ibnu Abbas, tidakkah engkau lihat bahwa orang-orang membutuhkan engkau, padahal di kalangan masyarakat masih banyak sahabat Rasulullah ?” Aku kemudian meninggalkan orang itu dan berangkat untuk bertanya kepada para sahabat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Jika sampai berita kepadaku bahwa ada seseorang yang tahu hadits maka, aku akan mendatangi pintu rumahnya. Ketika itu dia sedang berbicara, maka aku menyandarkan sarungku di pintu rumahnya untuk mengipasi tubuhku yang terkena debu. Kemudian dia keluar dan melihatku, maka dia berkata, “Wahai putra paman Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, apa yang membuat engkau datang kemari? Mengapa tidak engkau suruh seseorang untuk ke sini sehingga aku yang datang menemui engkau?” Aku berkata, “Tidak, aku yang lebih berhak untuk mendatangimu.” Aku lalu bertanya kepadanya tentang hadits. Ternyata, orang Anshar tersebut tetap hidup (berusia panjang) hingga dapat melihatku ketika aku sedang dikerumuni orang-orang untuk bertanya kepadaku (mengenai hadits). Dia berkata, “Anak muda ini lebih pandai dariku.” Hadits ini shahih sesuai syarat Al Bukhari. Ini merupakan dalil asal tentang bolehnya mencari hadits dan menghormati ahli hadits.