HADITH.One

Indonesian

Support
hadith book logo

Al Mustadrak

1. Al Mustadrak

الـمـسـتـدرك

461

المستدرك ٤٦١: مَا حَدَّثَنِيهِ أَبُو عَلِيٍّ مُحَمَّدُ بْنُ عَلِيٍّ الْإِسْفَرَايِينِيُّ مِنْ أَصْلِ كِتَابِهِ، وَأَنَا سَأَلْتُهُ، ثنا عَلِيُّ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مُبَشِّرٍ الْوَاسِطِيُّ، ثنا شُعَيْبُ بْنُ أَيُّوبَ، ثنا أَبُو أُسَامَةَ، ثنا الْوَلِيدُ بْنُ كَثِيرٍ، عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ جَعْفَرِ بْنِ الزُّبَيْرِ، وَمُحَمَّدِ بْنِ عَبَّادِ بْنِ جَعْفَرٍ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ، عَنْ أَبِيهِ، قَالَ: سُئِلَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنِ الْمَاءِ وَمَا يَنُوبُهُ مِنَ الدَّوَابِّ وَالسِّبَاعِ، فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «إِذَا كَانَ الْمَاءُ قُلَّتَيْنِ لَمْ يَحْمِلِ الْخَبَثَ» . «وَقَدْ صَحَّ وَثَبَتَ بِهَذِهِ الرِّوَايَةِ صِحَّةُ الْحَدِيثِ وَظَهَرَ أَنَّ أَبَا أُسَامَةَ سَاقَ الْحَدِيثَ، عَنِ الْوَلِيدِ بْنِ كَثِيرٍ عَنْهُمَا جَمِيعًا، فَإِنَّ شُعَيْبَ بْنَ أَيُّوبَ الصَّرْيَفَيْنِيُّ ثِقَةٌ مَأْمُونٌ، وَكَذَلِكَ الطَّرِيقُ إِلَيْهِ، وَقَدْ تَابَعَ الْوَلِيدَ بْنَ كَثِيرٍ عَلَى رِوَايَتِهِ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ جَعْفَرِ بْنِ الزُّبَيْرِ مُحَمَّدُ بْنُ إِسْحَاقَ بْنِ يَسَارٍ الْقُرَشِيُّ»
Al Mustadrak 461: Hadits yang diceritakan kepadaku oleh Abu Ali Muhammad bin Ali Al Asfarayini dari kitab aslinya ketika aku menanyakan kepadanya, Ali bin Abdullah bin Mubasysyir Al Wasithi menceritakan kepada kami, Syu’aib bin Ayyub menceritakan kepada kami, Abu Usamah menceritakan kepada kami, Al Walid bin Katsir menceritakan kepada kami dari Muhammad bin Ja’far bin Az-Zubair dan Muhammad bin Abbad bin Ja’far, dari Abdullah bin Abdullah bin Umar, dari ayahnya, dia berkata: Rasulullah pernah ditanya tentang air yang sering diminum oleh binatang melata dan binatang buas, lalu Nabi menjawab, “Apabila air mencapai dua qullah maka tidak akan membawa kotoran (tidak najis)” Berdasarkan riwayat ini maka hadits ini shahih. Jelaslah pula bahwa Abu Usamah meriwayatkan hadits ini dari Al Walid bin Katsir, dari keduanya (Muhammad bin Abbad bin Ja’far dan Muhammad bin Ja’far) sekaligus, karena Syu’aib bin Ayyub Ash-Shuraifini merupakan periwayat tsiqah ma'mun. Begitu pula dengan jalur periwayatan yang sampai kepadanya. Hadits Al Walid bin Katsir yang diriwayatkan dari Muhammad bin Ja’far bin Az-Zubair ini diperkuat oleh hadits riwayat Muhammad bin Ishaq bin Yasar Al Qurasyi.

Pengaturan Membaca

Indonesian

System

Pilih Font Arab

Kfgq Hafs

Pilih Font Terjemahan

Kalpurush

22
17

Pengaturan Umum

Tampilkan Arab

Tampilkan Terjemahan

Tampilkan Referensi

Tampilan Terpisah Hadis


Jadilah Bagian dari Sadaqah Jariyah Ini

Bantu kami menghadirkan aplikasi Islami modern tanpa iklan untuk Umat Muslim. Donasi Anda akan tercatat sebagai Sadaqah Jariyah dalam catatan amal Anda, Insya Allah.

Donasi