Al Mustadrak 584: Abu Muhammad Abdullah bin Ja’far bin Darastawaih Al Farisi mengabarkan kepada kami, Ya’qub bin Sufyan Al Farisi menceritakan kepada kami, Abu Taubah Ar-Rabi bin Nafi' menceritakan kepada kami, Muhammad bin Al Muhajir menceritakan kepada kami dari Al Abbas bin Salim, dari Abu Salam, dari Abu Umamah, dari Amr bin Abasah, dia berkata: Aku mendatangi Rasulullah di Makkah pada saat beliau pertama kedi diangkat menjadi rasul. Saat itu dakwah beliau masih sembunyi-sembunyi. Aku bertanya, "Siapakah engkau?" "Aku seorang nabi" jawab beliau. Aku kembali bertanya, "Apakah nabi itu?" Beliau menjawab, "Utusan Allah" Aku bertanya lagi, "Apakah Allah telah mengutusmu?" Beliau menjawab, "Ya" "Dengan apa Allah mengutusmu?" tanyaku lagi. Beliau menjawab, "Untuk menyembah Allah, menghancurkan berhala-berhala dan agama-agama (selain Islam), serta mengajak bersilaturrahim." Aku berkata, "Alangkah bagusnya, amanah yang dimandatkan kepadamu." Aku bertanya lagi, "Lalu siapakah yang mengikuti risalahmu ini?" Beliau menjawab, "Hambasahaya dan orang merdeka" Maksudnya Abu Bakar dan Bilal. Aku berkata, "Engkau telah melihatku dan aku merupakan orang keempat yang masuk Islam." Aku pun masuk Islam. Aku lalu berkata, "Wahai Rasulullah, aku ingin ikut engkau." Nabi lalu berkata, "Jangan dulu, akan tetapi pergilah kepada kaummu. Jika kamu telah diberitahu bahwa aku telah keluar (hijrah), maka ikutilah aku" Aku kemudian menyusul kaumku mencari kabar beliau, sudah keluar atau belum? Hingga akhirnya aku berpapasan dengan beberapa teman dari Yatsrib, maka kutanyakan tentang kabar (Rasulullah SAW). Mereka berkata, "Rasulullah telah keluar dari Makkah menuju Madinah." Aku bertanya lagi, "Apakah beliau telah sampai?” Mereka menjawab, "Ya." Aku kemudian berangkat dan mendatangi beliau, lalu bertanya, "Apakah engkau masih ingat denganku, wahai Rasulullah?" Beliau menjawab, "Ya, kamu adalah orang yang dulu pernah menemuiku di Makkah." Aku lalu mengintai saat beliau sedang sendirian. Ketika sepi aku pun berkata, "Wahai Rasulullah, ajarilah aku sesuatu yang telah diajarkan Allah kepada engkau." Nabi berkata, "Tanyalah sesukamu" Aku bertanya, "Malam apakah yang paling didengar (bila berdoa)?" Beliau bersabda, "Pertengahan malam yang terakhir. Shalatlah sesukamu, karena shalat pada saat itu disaksikan dan dicatat sampai kamu shalat Subuh. Kemudian jangan shalat sampai matahari terbit dan naik sejarak satu tombak atau dua tombak, karena dia terbit di antara dua tanduk syetan, dan saat itu orang-orang kafir sedang beribadah kepadanya. Kemudian shalatlah sesukamu, karena saat itu shalat disaksikan dan dicatat sampai bayang-bayang tombak seukuran dengan tombak tersebut. Kemudian jangan shalat, karena saat itu Jahanam dinyalakan dan pintu- pintunya dibuka. Apabila matahari telah tergelincir, shalatlah sesukamu, karena shalat saat itu disaksikan dan dicatat. Kemudian shalatlah hingga kamu shalat Ashar, lalu jangan shalat hingga matahari terbenam, karena dia terbenam di antara dua tanduk syetan dan saat itu orang-orang kafir sedang beribadah kepadanya. Jika kamu berwudhu, basuhlah kedua tanganmu, karena apabila kamu membasuh kedua tanganmu maka dosa-dosamu akan keluar dari kedua lenganmu. Lalu jika kamu mengusap kepalamu maka dosa- dosamu akan keluar dari ujung-ujung rambutmu. Kemudian jika kamu membasuh kedua kakimu maka dosa-dosamu akan keluar dari kedua kakimu Jika kamu tetap berada di tempat sujudmu, maka itu merupakan bagian dari wudhumu. Jika kamu berdiri lalu berdzikir dan bertahmid kepadamu serta shalat dua rakaat dengan hati yang khusyu, maka dosa-dosamu akan hilang sebagaimana kamu baru dilahirkan oleh ibumu” Abu Umamah berkata, "Wahai Amr, ingat-ingatlah apa yang kamu katakan, karena kamu telah mengatakan perkara yang besar." Amr lalu berkata, "Demi Allah, usiaku telah senja dan ajalku telah dekat. Aku tidak perlu berdusta. Seandainya aku tidak mendengarnya dari Rasulullah kecuali satu atau dua kali, tentu aku tidak akan menceritakannya, akan tetapi aku mendengarnya lebih dari itu." Demikianlah Abu Salam menceritakannya kepadaku dari Abu Umamah. Aku mohon ampun kepada Allah dan bertobat kepada-Nya jika terdapat kesalahan atau menambahinya. Muslim meriwayatkan sebagian redaksi ini dari hadits An- Nadhr bin Muhammad bin Al Jurasyi, dari Ikrimah bin Ammar, dari Syaddad bin Abdullah, dari Abu Umamah, dia berkata: Amr bin Abasah berkata, “Hadits Al Abbas bin Salim ini lebih sempurna daripada hadits Ikrimah bin Ammar.”