سنن الدارقطني ٣٤١١: نا مُحَمَّدُ بْنُ عَلِيِّ بْنِ دُحَيْمٍ , نا أَحْمَدُ بْنُ حَازِمٍ , نا عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ مُوسَى , نا عَلِيُّ بْنُ صَالِحٍ , عَنْ سِمَاكٍ , عَنْ عِكْرِمَةَ , عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ , قَالَ: " كَانَ قُرَيْظَةُ وَالنَّضِيرُ , وَكَانَ النَّضِيرُ أَشْرَفُ مِنْ قُرَيْظَةَ , فَكَانَ إِذَا قَتَلَ رَجُلٌ مِنَ النَّضِيرِ رَجُلًا مِنْ قُرَيْظَةَ أَدَّى مِائَةَ وَسْقٍ مِنْ تَمْرٍ , وَإِذَا قَتَلَ رَجُلٌ مِنْ قُرَيْظَةَ رَجُلًا مِنَ النَّضِيرِ قُتِلَ , فَلَمَّا بُعِثَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَتَلَ رَجُلٌ مِنَ النَّضِيرِ رَجُلًا مِنْ قُرَيْظَةَ , فَقَالُوا: ادْفَعُوهُ إِلَيْنَا نَقْتُلْهُ , فَقَالُوا: بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمُ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَتَوْهُ , فَنَزَلَتْ: {وَإِنْ حَكَمْتَ فَاحْكُمْ بَيْنَهُمْ بِالْقِسْطِ} [المائدة: 42] , {النَّفْسَ بِالنَّفْسِ} [المائدة: 45] , {أَفَحُكْمَ الْجَاهِلِيَّةِ يَبْغُونَ} [المائدة: 50] "
Sunan Daruquthni 3411: Muhammad bin Ali bin Duhaim menceritakan kepada kami, Ahmad bin Hazim menceritakan kepada kami, Ubaidullah bin Musa menceritakan kepada kami, Ali bin Shalih menceritakan kepada kami dari Simak, dari Ikrimah, dari Ibnu Abbas, dia berkata,
"(Di Madinah) ada bani Quraizhah dan bani Nadhir. Nadhir lebih mulia daripada Quraizhah. Jika seorang dari Nadhir membunuh seseorang dari Quraizhah maka ia cukup membayar denda berupa seratus ekor unta ditambah satu wasaq* kurma. Namun jika Quraizhah yang membunuh Nadhir maka dia harus dibunuh pula. Ketika Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam diutus (ada di Madinah) salah seorang dari bani Nadhir membunuh seorang dari bani Quraizhah. Mereka pun berkata, "Bawa ke sini pelakunya agar kami bunuh." Bani Nadhir berkata, "Tunggu dulu, antara kita ada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam." Mereka kemudian mendatangi beliau. Saat itu turunlah ayat, {Jika kamu menghukum maka hukumlah antara mereka dengan adil.} (Qs. Al Maa'idah [5]: 42) {Jiwa (dibayar) dengan jiwa.} (Qs. Al Maa'idah [5]: 45) dan {Apakah hukum jahiliyah yang akan kalian ikuti.} (Qs. Al Maa'idah [5]: 50)