Shahih Ibnu Khuzaimah 301: Muhammad bin Basyar Bundar mengabarkan kepada kami, Muhammad bin Ja’far mengabarkan kepada kami dan Ibnu Abu Adi dari Said bin Abu Arubah dari qatadah dari Anas bin Malik dari Malik bin Sha’sha’ah seorang laki-laki dari kaumnya. Sesungguhnya Nabiyullah Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam pernah bersabda, "Ketika aku berada di sisi Baitullah, pada kondisi antara tertidur dan tidak, tiba-tiba aku mendengar seseorang berkata, 'Ambil satu di antara tiga pilihan!' lalu aku mengambil baskom yang terbuat dari emas yang di dalamnya terdapat air zam-zam." beliau lalu bersabda, "Kemudian dadaku diberi banyak hidayah (dibelah) sampai demikian dan demikian."417 Qatadah berkata: Aku bertanya, “Apa maksud dari hal tersebut?” Ia menjawab, “—Ukuran pembelahan— hingga ke bawah perut beliau”, —seperti dalam sabda Nabi SAW—, “Kemudian hatiku dikeluarkan dan dicuci dengan air zam-zam, kemudian dikembalikan lagi pada tempatnya semula lalu diisi dengan iman dan hikmah. Kemudian Aku didatangi oleh seekor binatang melata berwarna putih. Binatang tersebut dijuluki dengan Buraq, yang besarnya melebihi keledai tetapi lebih kecil dari bighal. Buraq melangkah (44-ba’) dengan ujung jarinya lalu aku dibawa oleh buraq tersebut. Kemudian aku berangkat sampai tiba dilangit dunia, lalu Jibril mengetuk meminta untuk dibukakan —pintu—. Ditanyakan kepadanya, “Siapa ini? ” Ia menjawab, “Jibril. ” Ditanyakan, “Siapa orang yang bersamamu?” Ia menjawab, “Muhammad.” Ditanyakan, “Apakah ia diutus?” Ia menjawab, “Ya!” Kemudian pintu dibuka untuk kami. Dikatakan, “Selamat datang padanya dan sebaik-baiknya orang yang datang.” Kemudian aku mendatangi Nabi Adam. Aku bertanya, “Wahai Jibril siapa ini?” Jibril menjawab, “Ini adalah ayahmu; Adam AS.” Kemudian aku mengucapkan salam kepadanya. Adam berkata. "Selamat datang anak yang shalih dan Nabi yang shaleh." Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Kemudian kami berangkat sampai kami tiba pada langit kedua. Jibril mengetuk meminta untuk dibukakan —pintu—. Lalu ditanyakan. “Siapa ini?" Ia menjawab, "Jibril." Ditanyakan "Siapa orang yang bersamamu?" Ia menjawab, “Muhammad." Ditanyakan " Apakah ia sungguh telah diutus?" Ia menjawab, "Ya!" Lalu —pintu— dibukakan untuk kami. Dikatakan, "Selamat datang dan sebaik-baiknya orang yang telah datang." Lalu aku mendatangi nabi Yahya dan Isa AS. Aku bertanya, "Wahai Jibril Siapakah kedua orang ini?" Jibril menjawab, "Nabi Yahya dan Isa AS." Said berkata, “Aku mengira bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda di dalam haditsnya, 'Dua anak lak-laki bibiku lalu aku mengucapkan salam kepada mereka. Kemudian keduanya berkata, ‘ Selamat datang saudaraku yang shaleh dan nabi yang shaleh’ Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Kemudian kami berangkat sampai kami tiba pada langit ketiga. Jibril minta dibukakan (pintu). Ditanyakan, “Siapa ini?" Dijawab, "Jibril." Ditanyakan, "Siapa orang yang bersamamu?" Dijawab, “Muhammad." Ditanyakan, “Beliau sungguh telah diutus?" Dijawab, "Ya!" Dikatakan, “Kemudian dibukakan pintu untuk kami, lalu dikatakan, '‘Selamat datang dan sebaik-baiknya orang yang datang telah tiba.” Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Aku mendatangi nabi Yusuf, kemudian mengucapkan salam kepadanya. Nabi Yusuf berkata, "Selamat datang nabi dan saudaraku yang shaleh, kemudian kami berangkat menuju langit keempat." Maka adalah seperti pembicaraan malaikat Jibril dan pembicaraan mereka yang lalu. Lalu aku mendatangi nabi Idris, kemudian aku mengucapkan salam kepadanya. Nabi Idris berkata, Selamat datang saudaraku dan nabi yang shalih. Kemudian kami tiba di langit kelima, lalu aku mendatangi Nabi Harun AS, kemudian aku mengucapkan salam kepadanya. Lalu ia berkata, “Selamat datang saudaraku dan nabi yang shalih." Kemudian kami berangkat menuju langit keenam, lalu aku mendatangi Nabi Musa AS kemudian aku mengucapkan salam kepadanya. Lalu ia berkata, “Selamat datang saudaraku dan Nabi yang shalih." Ketika aku meninggalkannya, maka ia menangis. Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “ Kemudian aku kembali menuju sidratul Muntaha” lalu Nabiyullah bercerita bahwa beliau melihat bahwa tanaman yang ada di sana seperti Qilal Hajar dan daunnya seperti telinga gajah. Kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bercerita bahwa beliau melihat empat sungai yang keluar dari sumbernya berupa dua sungai yang tampak jelas dan jernih, serta dua sungai yang abstrak. —Setelah itu beliau melanjutkan ceritanya,— Lalu aku (Nabiyullah) bertanya, “Wahai Jibril sungai-sungai apakah itu?” Jibril menjawab, “Adapun dua sungai yang abstrak adalah dua sungai yang ada di surga. Sementara dua sungai yang nyata adalah sungai nil dan eufirat.” Kemudian kami diperlihatkan Baitul Makmur. Aku bertanya, “Wahai Jibril! apa ini?” Jibril berkata, “Ini adalah Baitul Makmur yang setiap harinya dimasuki oleh tujuh puluh ribu malaikat. Apabila mereka telah keluar dari baitul Makmur maka mereka tidak pernah akan kembali lagi” Kemudian aku diberi dua wadah, satu wadah berisi minuman keras dan satu wadah yang lainnya berisi susu, yang diperlihatkan kepadaku kemudian aku memilih susu. Dikatakan, “Engkau benar, Allah telah memilihkan umatmu berada dalam fitrah.” Lalu shalat lima puluh waktu diwajibkan kepadaku untuk dilakukan setiap hari, kemudian aku menerimanya hingga aku bertemu dengan nabi Musa AS. Lalu ia berkata, “Apa yang diperintahkan kepadamu?” (45-alif) Aku menjawab, “Shalat lima puluh rakaat dalam satu hari.” Nabi Musa menjawab, “Sesungguhnya umatmu tidak akan kuat. Sesungguhnya aku telah mencoba kaum Bani Israel sebelummu, dan aku telah mengurus bani Israel —agar melaksanakan— dengan sering tapi tidak bisa. Maka kembalilah kepada Tuhanmu dan mintalah keringananan kepada umatmu, lalu aku kembali, kemudian Allah SWT memberikan keringanan lima rakaat kepadaku. Aku masih pergi berulang kali di antara Tuhanku dan Nabi Musa yang menghentikanku. Nabi Musa berkata seperti ucapan yang lalu, hingga aku kembali membawa lima shalat setiap hari. Nabi Musa berkata, “Sesungguhnya umatmu tidak akan mampu. Sungguh aku telah menguji orang-orang sebelummu dan aku telah mengurus kaum bani Israel —agar melaksanakannya— dengan serius tapi tidak bisa. Kembalilah kepada Tuhanmu dan mintalah keringanan untuk umatmu” Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Sungguh aku telah pergi berulang kali kepada Tuhanku, hingga aku malu, tetapi aku ridha dan menerima. Lalu aku dipanggil, sesungguhnya aku telah diperbolehkan atau aku telah melakukan kewajibanku dan telah diringankan untuk hamba-hambaku dan dijadikan bagi setiap satu kebaikan, sepuluh kali lipat balasannya.”