سنن الدارقطني ٣٣٣٣: حَدَّثَنَا بِهِ الْقَاضِي الْمَحَامِلِيُّ , نا الْعَبَّاسُ بْنُ يَزِيدَ , نا وَكِيعٌ , عَنْ سُفْيَانَ , عَنْ مَنْصُورٍ , عَنْ إِبْرَاهِيمَ , عَنْ عَبْدِ اللَّهِ , قَالَ: «دِيَةُ الْخَطَأِ أَخْمَاسًا».
ثُمَّ فَسَّرَهَا كَمَا فَسَّرَهَا أَبُو عُبَيْدَةَ وَعَلْقَمَةُ عَنْهُ سَوَاءً , فَهَذِهِ الرِّوَايَةُ وَإِنْ كَانَ فِيهَا إِرْسَالٌ فَإِبْرَاهِيمُ النَّخَعِيُّ هُوَ أَعْلَمُ النَّاسِ بِعَبْدِ اللَّهِ وَبِرَأْيِهِ وَبِفُتْيَاهُ , قَدْ أَخَذَ ذَلِكَ عَنْ أَخْوَالِهِ عَلْقَمَةَ , وَالْأَسْوَدِ , وَعَبْدِ الرَّحْمَنِ ابْنَيْ يَزِيدَ , وَغَيْرِهِمْ مِنْ كُبَرَاءِ أَصْحَابِ عَبْدِ اللَّهِ , وَهُوَ الْقَائِلُ: " إِذَا قُلْتُ لَكُمْ: قَالَ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مَسْعُودٍ فَهُوَ عَنْ جَمَاعَةٍ مِنْ أَصْحَابِهِ عَنْهُ , وَإِذَا سَمِعْتُهُ مِنْ رَجُلٍ وَاحِدٍ سَمَّيْتُهُ لَكُمْ.
وَوَجْهٌ آخَرُ: وَهُوَ أَنَّ الْخَبَرَ الْمَرْفُوعَ الَّذِي فِيهِ ذِكْرُ بَنِي الْمَخَاضِ لَا نَعْلَمُهُ رَوَاهُ إِلَّا خِشْفُ بْنُ مَالِكٍ , عَنِ ابْنِ مَسْعُودٍ وَهُوَ رَجُلٌ مَجْهُولٌ , وَلَمْ يَرْوِهِ عَنْهُ إِلَّا زَيْدُ بْنُ جُبَيْرِ بْنِ حَرْمَلٍ الْجُشَمِيُّ , وَأَهْلُ الْعِلْمِ بِالْحَدِيثِ لَا يَحْتَجُّونَ بِخَبَرٍ يَنْفَرِدُ بِرِوَايَتِهِ رَجُلٌ غَيْرُ مَعْرُوفٍ , وَإِنَّمَا يَثْبُتُ الْعِلْمُ عِنْدَهُمْ بِالْخَبَرِ إِذَا كَانَ رُوَاتُهُ عَدْلًا مَشْهُورًا , أَوْ رَجُلٌ قَدِ ارْتَفَعَ اسْمُ الْجَهَالَةِ عَنْهُ , وَارْتِفَاعُ اسْمِ الْجَهَالَةِ عَنْهُ أَنْ يَرْوِيَ عَنْهُ رَجُلَانِ فَصَاعِدًا , فَإِذَا كَانَ هَذِهِ صِفَتُهُ ارْتَفَعَ عَنْهُ اسْمُ الْجَهَالَةِ وَصَارَ حِينَئِذٍ مَعْرُوفًا , فَأَمَّا مَنْ لَمْ يَرْوِ عَنْهُ إِلَّا رَجُلٌ وَاحِدٌ انْفَرَدَ بِخَبَرٍ وَجَبَ التَّوَقُّفُ عَنْ خَبَرِهِ ذَلِكَ حَتَّى يُوَافِقَهُ غَيْرُهُ , وَاللَّهُ أَعْلَمُ.
وَوَجْهٌ آخَرُ: أَنَّ خَبَرَ خِشْفِ بْنِ مَالِكٍ لَا نَعْلَمُ أَنَّ أَحَدًا رَوَاهُ عَنْ زَيْدِ بْنِ جُبَيْرٍ عَنْهُ إِلَّا حَجَّاجَ بْنَ أَرْطَاةَ , وَالْحَجَّاجُ فَرَجُلٌ مَشْهُورٌ بِالتَّدْلِيسِ وَبِأَنَّهُ يُحَدِّثُ عَنْ مَنْ لَمْ يَلْقَهُ وَمَنْ لَمْ يَسْمَعْ مِنْهُ ,
قَالَ أَبُو مُعَاوِيَةَ الضَّرِيرُ: قَالَ لِي حَجَّاجٌ: لَا يَسْأَلْنِي أَحَدٌ عَنِ الْخَبَرِ , يَعْنِي: إِذَا حَدَّثْتُكُمْ بِشَيْءٍ فَلَا تَسْأَلُونِي مَنْ أَخْبَرَكَ بِهِ ,
وَقَالَ يَحْيَى بْنُ زَكَرِيَّا بْنُ أَبِي زَائِدَةَ: كُنْتُ عِنْدَ الْحَجَّاجِ بْنِ أَرْطَاةَ يَوْمًا فَأَمَرَ بِغَلْقِ الْبَابِ , ثُمَّ قَالَ: لَمْ أَسْمَعْ مِنَ الزُّهْرِيِّ شَيْئًا , وَلَمْ أَسْمَعْ مِنْ إِبْرَاهِيمَ , وَلَا مِنَ الشَّعْبِيِّ إِلَّا حَدِيثًا وَاحِدًا , وَلَا مِنْ فُلَانٍ , وَلَا مِنْ فُلَانٍ , حَتَّى عَدَّ سَبْعَةَ عَشَرَ أَوْ بَضْعَةَ عَشَرَ كُلُّهُمْ قَدْ رَوَى عَنْهُ الْحَجَّاجُ , ثُمَّ زَعَمَ بَعْدَ رِوَايَتِهِ عَنْهُمْ أَنَّهُ لَمْ يَلْقَهُمْ وَلَمْ يَسْمَعْ مِنْهُمْ , وَتَرَكَ الرِّوَايَةَ عَنْهُ سُفْيَانُ بْنُ عُيَيْنَةَ , وَيَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ الْقَطَّانُ , وَعِيسَى بْنُ يُونُسَ بَعْدَ أَنْ جَالَسُوهُ وَخَبَّرُوهُ , وَكَفَاكَ بِهِمْ عِلْمًا بِالرِّجَالِ وَنُبْلًا ,
قَالَ سُفْيَانُ بْنُ عُيَيْنَةَ: دَخَلْتُ عَلَى الْحَجَّاجِ بْنِ أَرْطَاةَ وَسَمِعْتُ كَلَامَهُ , فَذَكَرَ شَيْئًا أَنْكَرْتُهُ , فَلَمْ أَحْمِلْ عَنْهُ شَيْئًا ,
وَقَالَ يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ الْقَطَّانُ: رَأَيْتُ الْحَجَّاجَ بْنَ أَرْطَاةَ بِمَكَّةَ فَلَمْ أَحْمِلْ عَنْهُ شَيْئًا وَلَمْ أَحْمِلْ أَيْضًا عَنْ رَجُلٍ عَنْهُ كَانَ عَدَّهُ مُضْطَرِبًا ,
وَقَالَ يَحْيَى بْنُ مَعِينٍ: الْحَجَّاجُ بْنُ أَرْطَاةَ لَا يُحْتَجُّ بِحَدِيثِهِ ,
وَقَالَ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ إِدْرِيسَ: سَمِعْتُ الْحَجَّاجَ يَقُولُ: لَا يَنْبُلُ الرَّجُلُ حَتَّى يَدَعَ الصَّلَاةَ فِي الْجَمَاعَةِ ,
وَقَالَ عِيسَى بْنُ يُونُسَ: سَمِعْتُ الْحَجَّاجَ يَقُولُ: أَخْرُجُ إِلَى الصَّلَاةِ يُزَاحِمُنِي الْحَمَّالُونَ وَالْبَقَّالُونَ ,
وَقَالَ جَرِيرٌ: سَمِعْتُ الْحَجَّاجَ يَقُولُ: أَهْلَكَنِي حُبُّ الْمَالِ وَالشَّرَفِ.
وَوَجْهٌ آخَرُ: وَهُوَ أَنَّ جَمَاعَةً مِنَ الثِّقَاتِ رَوَوْا هَذَا الْحَدِيثَ عَنِ الْحَجَّاجِ بْنِ أَرْطَاةَ فَاخْتَلَفُوا عَلَيْهِ فِيهِ , فَرَوَاهُ عَبْدُ الرَّحِيمِ بْنُ سُلَيْمَانَ , عَنْ حَجَّاجٍ عَلَى هَذَا اللَّفْظِ الَّذِيِ ذَكَرْنَا عَنْهُ , وَوَافَقَهُ عَلَى ذَلِكَ عَبْدُ الْوَاحِدِ بْنُ زِيَادٍ , وَخَالَفَهُمَا يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ الْأُمَوِيُّ وَهُوَ مِنَ الثِّقَاتِ , فَرَوَاهُ عَنِ الْحَجَّاجِ , عَنْ زَيْدِ بْنِ جُبَيْرٍ , عَنْ خِشْفِ بْنِ مَالِكٍ , قَالَ: سَمِعْتُ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ مَسْعُودٍ يَقُولُ: قَضَى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي الْخَطَأِ أَخْمَاسًا: عِشْرُونَ جِذَاعًا , وَعِشْرُونَ بَنَاتِ لَبُونٍ , وَعِشْرُونَ بَنِي لَبُونٍ , وَعِشْرُونَ بَنَاتِ مَخَاضٍ , وَعِشْرُونَ بَنِي مَخَاضٍ ذُكُورٍ , فَجَعَلَ مَكَانَ الْحِقَاقِ بَنِي لَبُونٍ
Sunan Daruquthni 3333: Al Qadhi Al Mahamili menceritakan kepada kami, Abbas bin Yazid menceritakan kepada kami, Waki' menceritakan kepada kami dari Sufyan, dari Manshur, dari Ibrahim, dari Abdullah, dia berkata, "Diyat pembunuhan tidak disengaja ada lima bagian."
Ia kemudian menjelaskannya sebagaimana halnya yang dijelaskan oleh Abu Ubaidah dan Alqamah. Riwayat ini meskipun mursal, tapi Ibrahim An-Nakha'i adalah orang yang paling tahu tentang pendapat Abdullah bin Mas'ud. Ia memperolehnya dari pamanpamannya, Alqamah, Al Aswad dan Abdurrahman bin Yazid, dan lainnya yang merupakan murid-murid senior Ibnu Mas'ud. Ibrahim juga pernah berkata, "Jika aku berkata, 'Abdullah berkata,' itu artinya dari sejumlah sahabatnya. Jika aku mendengarnya dari orang lain maka aku akan menyebutkan nama orang itu."
Di sisi lain, hadits marfu' di atas (3332) yang menyebutkan bani Makhadh hanya diriwayatkan dari riwayat Khisyif bin Malik, dari Ibnu Mas'ud, padahal dia adalah perawi majhul (tidak dikenal identitasnya). Satu-satunya perawi yang meriwayatkan darinya adalah Zaid bin Jubair bin Harmal Al Jusyami. Padahal, ahli hadits tidak bisa menggunakan riwayat yang hanya diriwayatkan dari satu perawi sebagai hujjah. Para ulama hadits menetapkan bahwa satu kabar diterima bila diriwayatkan dari orang yang adil dan masyhur (terkenal), atau setidaknya tidak lagi menyandang sifat majhul dalam dirinya. Itu bisa terealisir bila ada dua orang perawi atau lebih yang meriwayatkan hadits darinya. Perawi yang hanya memiliki satu orang perawi harus menunggu sampai ada perawi lain yang meriwayati sama dengannya.
Hal lain yang menyebabkan hadits ini dha‘if adalah riwayat Khisyif bin Malik ini kami tidak mengetahui ada seorang pun yang meriwayatkannya dari Zaid bin Jubair kecuali hanya Hajjaj bin Arthah. Sedangkan Hajjaj ini terkenal suka meriwayatkan hadits secara tadlis (meriwayatkan hadits menurut cara yang diperkirakan bahwa hadits tersebut tidak memiliki cacat). Ia juga sering meriwayatkan dari orang yang belum pernah ia temui atau belum ia dengar langsung dari orang itu.
Abu Mu'awiyah Adh-Dharir berkata, "Hajjaj berkata padaku, 'Jangan ada seseorang bertanya dari siapa aku mendapatkan hadits ini bila aku menceritakan satu hadits kepada kalian, jangan bertanya dari siapa Anda mendengar hadits ini'."
Yahya bin Zakaria bin Abu Za'idah berkata, "Aku pernah bersama Hajjaj bin Arthah pada satu hari. Ia kemudian menyuruh menutup pintu baru kemudian dia berkata, 'Aku sebenarnya tak pernah mendengar langsung dari Az-Zuhri, dari Ibrahim, juga dari Asy-Sya'bi kecuali hanya satu hadits, tidak juga dari Fulan dan Fulan...'." Ia menyebutkan ada 17 orang atau sepuluh orang lebih, semuanya disebutkan bahwa Hajjaj pernah meriwayatkan dari mereka. Setelah meriwayatkan dari mereka dia malah mengatakan bahwa ia tidak pernah bertemu mereka. Sufyan bin Uyainah, Yahya bin Sa'id Al Qaththan dan Isa bin Yunus tidak mau meriwayatkan darinya setelah mereka berteman dengannya dan mengujinya. Kiranya orang-orang ini cukup mewakili untuk menjelaskan kredibelitas Hajjaj.
Sufyan bin Uyainah berkata, "Aku pernah menemui Hajjaj bin Arthah, aku mendengar ucapannya dan ia menyebutkan beberapa hal yang aku ingkari. Aku sama sekali tidak memujinya."
Yahya bin Sa'id Al Qaththan berkata, "Aku melihat Hajjaj bin Arthah di Makkah tapi aku tak meriwayatkan apa pun darinya, juga tidak dari orang yang meriwayatkan darinya, karena ia termasuk perawi hadits mudhtharib (meriwayatkan hadits dengan beberapa jalur periwayatan yang berbeda-beda, namun tidak mungkin dapat digabungkan)."
Yahya bin Ma'in berkata, "Al Hajjaj bin Arthah tidak dapat dijadikan sebagai hujjah."
Abdullah bin Idris berkata, "Aku mendengar Hajjaj berkata, "Seseorang tidak akan mulia sampai meninggalkan shalat jama'ah."
'Isa bin Yunus berkata, "Aku mendengar Hajjaj berkata, 'Aku keluar menuju shalat, para kuli dan pedagang mengerumuni aku'."
Jarir berkata, "Aku mendengar Hajjaj berkata, 'Aku dibuat celaka oleh cinta, harta, dan kedudukan'."
Alasan lainnya adalah beberapa rawi tsiqah meriwayatkan hadits ini dari Hajjaj tapi redaksi mereka berbeda-beda. Abdurrahim bin Sulaiman meriwayatkan dengan redaksi seperti yang kami sebutkan, sama juga dengan redaksi Abdul Wahid bin Ziyad, tapi berbeda dengan riwayat Yahya bin Sa'id Al Umawi padahal ia termasuk perawi tsiqah. Ia meriwayatkannya dari Hajjaj, dari Zaid bin Jubair, dari Khisyif bin Malik, berkata: Aku mendengar Abdullah bin Mas'ud berkata, "Rasulullah SAW menetapkan diyat pembunuhan yang tidak disengaja lima bagian, yaitu: 20 jadza'ah, 20 banat labun, 20 bani labun, 20 banat makhadh, 20 bani makhadh." Di dalam riwayat ini lafazh hiqqah diganti bani labun.